PENGEMBANGAN INSTRUMEN HANDOVER SHIFT PERAWAT DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMENDATION (SBAR) RUANG RAWAT INAP

"Pendabuluan: Komunikasi efektif SBAR merupakan sebuah metode yang digunakan dalam melakukan serah terima pasien yang dilakukan oleh perawat. SBAR merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian menyusun pengembangan instrumen...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sena Wahyu Purwanza, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2020
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/136382/1/33.%20131814153094.pdf
https://repository.unair.ac.id/136382/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:"Pendabuluan: Komunikasi efektif SBAR merupakan sebuah metode yang digunakan dalam melakukan serah terima pasien yang dilakukan oleh perawat. SBAR merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian menyusun pengembangan instrumen hand over shift perawat dengan pendekatan komunikasi efektif SBAR. Metode: Design penelitian menggunakan explorative descriptive research pendekatan research and development (R&D). Populasi dalam penelitian ini yaitu populasi pertama menggunakan data sekunder dokumen rekam medik pada lembar serah terima pasien rawat inap sebanyak 167 dokumen dan populasi kedua menggunakan partisipan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) sejumlah 14 partisipan pertemuan pertama dan 16 partisipan pertemuan kedua. Penelitian ini dilakukan dengan metode evaluasi dan observasi menggunakan checklist format hand over yang ada dilokasi penelitian dan dianalisis menggunakan analisis deskriptive. Basil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen situation mayoritas sesuai dengan literature dan SNARS. Komponen background, assessment dan recommendation mayoritas tidak sesuai dengan literature dan SNARS. Ketidaksesuaian dan kurang lengkapnya dokumen tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman perawat tentang fungsi instrumen hand over, adanya duplikasi dokumentasi, perbedaan diagnosa medis dan keperawatan tiap pasien dan sosialisasi tentang pengisian instrumen serta penyebaran petunjuk pengisian insrumen belum maksimal. Kesimpulan: Instrumen hand over shift perawat telah dilakukan evaluasi, pengembangan dan penyusunan instrumen baru yang sesuai dengan literature dan SNARS, diharapkan dapat mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien, meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan meminimalisir beban kerja perawat dengan cara efisiensi dan efektifitas dari penggunaan instrumen hand over shift perawat."