Studi Hubungan Antara Nilai Lipofilitas (Rm) Turunan N-Benzoil Sefaleksin Dengan Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus ATCC 25923
Penyakit infeksi masih merupakan masalah utama bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk mengatasi penyakit infeksi ini pada umumnya digunakan obat kelompok antibiotika. Antibiotik yang biasa digunakan adalah golongan penisilin dan sefalosporin. Sefalosporin digunakan untuk mengobati penyakit...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2004
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/136446/1/FULLTEXT.pdf https://repository.unair.ac.id/136446/2/2.%20%20RINGKASAN.pdf https://repository.unair.ac.id/136446/ https://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penyakit infeksi masih merupakan masalah utama bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk mengatasi penyakit infeksi ini pada umumnya digunakan obat kelompok antibiotika. Antibiotik yang biasa digunakan adalah golongan penisilin dan sefalosporin. Sefalosporin digunakan untuk mengobati penyakit infeksi karena golongan antibiotika ini memiliki aktivitas yang lebih baik terhadap bakteri penghasil penisilinase daripada golongan penisilin. Disamping itu sefalosporin juga memiliki aktivitas yang bagus dengan toksisitas rendah.
Untuk menghasilkan tanggapan biologis, suatu molekul obat harus melewati membran biologis. Membran terdiri dari protein dan bahan lemak yang bertindak sebagai penghalang lipofilik tempat lalu lintas obat tersebut. Maka sifat lipofilik penting dalam hal penembusan membran agar senyawa obat tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat berikatan dengan reseptor dan menimbulkan efek biologis.
Dari uraian di atas muncul permasalahan, yaitu apakah ada hubungan antara nilai lipofilitas (Rm) turunan N-benzoil sefaleksin dengan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui apakah ada hubungan antara nilai lipofilitas (Rm) turunan N-benzoil sefaleksin dengan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923.
Untuk menghasilkan tanggapan biologis, suatu molekul obat harus melewati berbagai membran dan berantaraksi dengan campuran cairan antarsel dan intrasel serta bipolimer. Membran terdiri dari protein dan bahan lemak yang bertindak sebagai penghalang lipofilik tempat lalu lintas obat tersebut. Dalam keadaan rumit ini sifat fisikokimia obat banyak berperan pada peristiwa penembusan membran, baik penembusan membran tempat pemakaian maupun penembusan membran sel bakteri, dan distribusi agar dapat meningkatkan konsentrasi obat pada reseptor. Sifat fisikokimia yang paling berperan adalah lipofilitas.
Penentuan nilai lipofilitas dengan koefisien partisi telah banyak dilakukan oleh para peneliti, tetapi dalam pelaksanaannya masih sering mengalami kesulitan. Hal ini terjadi terutama pada senyawa yang mempunyai koefisien partisi yang sangat tinggi atau sangat rendah. Berdasarkan hal diatas maka untuk mempermudah penentuan nilai lipofilitas digunakan parameter Rm dengan metode kromatografi lapis tipis fase balik.
Senyawa antimikroba yang dikembangkan adalah sefaleksin yang merupakan golongan sefalosporin generasi pertama. Dan pada penelitian ini senyawa yang digunakan adalah N-benzoil sefaleksin, N-4-fluorobenzoil sefaleksin, N-4-nitrobenzoil sefaleksin, N-4-metoksibenzoil sefaleksin dan N-4-trifluorometilbenzoil sefaleksin. Uji aktivitas mikrobiologi dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. |
---|