PENGARUH RASIONALISASI BIROKRASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PNS PASCA PELAKSANAAN PP 08/2003: STUDI KASUS DI PEMDA JEMBER

Rasionalisasi merupakan instrumen dari reformasi birokrasi yang bertujuan untuk menciptakan good governance. Dari sini kemudian, pemerintah berinisiatif dengan membuat peraturan yang menginstruksikan semua jajaran pemerintah, baik propinsi maupun kabupaten agar melakukan rasionalisasi birokrasi. Pel...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ahmad Fauzi Zamroni, 090214690 M
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2005
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/35544/7/gdlhub-gdl-s2-2006-zamroniahm-458-tps_63_05%20abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/35544/1/gdlhub-gdl-s2-2006-zamroniahm-458-tps_63_05.pdf
http://repository.unair.ac.id/35544/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Rasionalisasi merupakan instrumen dari reformasi birokrasi yang bertujuan untuk menciptakan good governance. Dari sini kemudian, pemerintah berinisiatif dengan membuat peraturan yang menginstruksikan semua jajaran pemerintah, baik propinsi maupun kabupaten agar melakukan rasionalisasi birokrasi. Pelaksanaan PP 08/2003 ini secara tidak langsung berpengaruh pada motivasi kerja PNS di mana biasanya mereka terbiasa dengan kondisi kerja yang cukup baik, jenjang karir yang sesuai dengan harapan dan jabatan yang dipangkunya berkorelasi dengan keasliannya. Rasionalisasi dalam prakteknya, setidaknya berakibat pada penataan pegawai yang mengalami perampingan, perubahan ruang kerja dan pekerjaan-pekerjaan yang baru. Pendek kata, penelitian ini akan membuktikan rasionalisasi tersebut berpangruh terhadap motivasi kerja PNS Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh rasionalisasi (perubahan kondisi kerja, penempatan pegawai dan job replacement) terhadap motivasi kerja PNS di Pemda Kabupaten Jember serta untuk mengetahui dan membuktikan variabel variabel rasionalisasi yang dominan pengaruhnya terhadap motivasi kerja. Selain itu, penelitian ini juga memverifikasi perbedaan nilai antara sebelum dan setelah rasionalisasi baik itu pada variabel bebas maupun pada variabel tergantung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive, yakni mereka para pejabat struktural yang terkena langsung dari penerapan rasionalisasi. Kategori dari responden ialah mereka yang mendapatkan promosi, rotasi, mutasi dan demosi setelah peraturan tersebut diterapkan. Dari informasi yang didapat, maka orang yang benar-banar yang layak untuk dijadikan sample berdasarkan kriteria dari penelitian ini ialah 73 orang. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa secara bersama-sama rasionalisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja dengan melakukan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikannya 0.003 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Untuk uji t secara parsial antara variabel bebas (perubahan kondisi kerja, penempatan pegawai dan job replacement), yakni untuk variable bebas X1 perubahan kondisi kerja diperoleh dengan nilai signifikan sebesar 0.026 lebih kecil dari C.05. Berarti, ada pengaruh perubahan kondisi kerja terhadap motivasi kerja. Sementara itu, untuk nilai variabel penempatan pegawai tidak sama dengan variabel X1 yang berpengaruh terhadap motivasi kerja. Sebaliknya nilai dari variabel X2i ialah -0.028 dengan tingkat signifikansinya 0.0977 yang lebih besar dari 0.05 (p> 0.005), sehingga variabel penempatan pegawai tidak searah dengan motivasi kerja. Variabel bebas yang terakhir (X3) adalah job replacement. Variabel ini terbukti berpengaruh terhadap variabel motivasi kerja, yakni nilai variabel ini sebesar 2.293 dengan tingkat signifikan sebesar 0.025 yang berarti lebih kecil dari 0.05.