Hubungan Faktor lbu Hamil dengan Terjadinya Bayi Lahir Rendah Di RSUD Dr.M.Haulussy Ambon - Maluku

Angka kematian bayi di Ambon propinsi Maluku masih tinggi 91per 1000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan angka kematian bayi nasional 35 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi adalah bayi BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara faktor ibu hamil dengan te...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Josepina Mainase, 090315108 M
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2005
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/35864/1/gdlhub-gdl-s2-2006-mainasejos-785-tkm280-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/35864/2/gdlhub-gdl-s2-2006-mainasejos-785-tkm_28_05.pdf
http://repository.unair.ac.id/35864/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Angka kematian bayi di Ambon propinsi Maluku masih tinggi 91per 1000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan angka kematian bayi nasional 35 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi adalah bayi BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara faktor ibu hamil dengan terjadinya bayi Berat Badan Lahir Rendah. Metode penelitian ini adalah analitlk observasional dengan rancangan case control study. Sampel penelitian terdiri kasus yaitu bayi 41 bayi BBLR yang baru lahir bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2005, dan sebagai kontrol yaitu 41 bayi tidak BBLR yang baru lahir pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2005. Responden penelitian ini adalah ibu yang bayinya sebagai sampel penelitian yang melahirkan di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Sampel kasus diambil secara berurutan kebelakang dari waktu yang terdekat sebelum dimulainya penelitian. Sampel kontrol diambil dari bayi yang waktu lahirnya terdekat setelah kasus dan terdekat dengan waktu lahirnya kasus. Pengumpulan data melalui wawancara dengan responden dan dari catatan medik.Tehnik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah regresi logistik ganda, dengan signifkansi p < 0,05; Variabel yang diteliti adalah variabel dependen dan independen. Hasil Penelitian 1) Karakteristik Responden Sebagian besar didapatkan umur ibu hamil yang berisiko untuk melahirkan bayi BBLR adalah umur kurang dari 18 tahun dan lebih dari 35 tahun, tinggi badan ibu hamil yang berisiko untuk melahirkan bayi BBLR adalah kurang dari 1.45 m dan paritas ibu hamil yang berisiko untuk melahirkan bayi BBLR adalah paritas 1 atau lebih dari 3. Frekwensi ANC ibu hamil yang berisiko untuk melahirkan bayi BBLR adalah ibu hamil yang tidak pernah melakukan ANC sama sekali dan ANC kurang dari 4 kali, Jarak kehamilan ibu hamil yang berisiko untuk melahirkan bayi BBLR adalah jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Anemia ibu hamil diukur dengan memeriksa kadar Hb dengan metode Cyanmethaemoglobin dengan nilai dibawah 11 gram% mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Ukuran LILA apabila kurang dari 23.5cm maka ibu hamil mempunyai resiko untuk melahirkan bayi BBLR Gangguan kesehatan ibu hamil dapat berupa penyakit hipertensi, ginjal, malaria, TBC dan komplikasi kehamilan (pre/eklamsia) dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dan terjadi BBLR. Tingkat pendidikan ibu hamil yang rendah mempunyai risiko untuk melahirkan BBLR. Tingkat pengetahuan ibu hamil yang kurang mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Penggunaan obat-obat sebelum hamil atau selama hamil terutama golongan obat teratogenik merupakan risiko untuk terjadi ganggguan pertumbuhan janin ataupun kelainan kongenital, dengan demikian kejadian BBLR lebih besar dari pada ibu hamil yang tidak mempergunakan obat-obatan. Intake makanan tidak berubah selama hamil mempunyai risiko untuk melahirkan BBLR dari pada ibu hamil yang intake makanannya yang bertambah. 2) Variabel yang terbukti berhubungan dengan BBLR adalah: 1.Anemia ibu hamil dengan dilakukan uji regresi logistik ganda terdapat hubungan yang bermakna. (p= 0.001) OR = 10,3; probabilitas 32,%. 2.Penggunaan obat-obatan oleh ibu hamil dengan dilakukan uji regresi logistik ganda terdapat hubungan yang bermakna. (p = 0,049); OR 4,5 ; probabilitas 16,7%. 3.Perubahan intake makanan ibu hamil dengan dilakukan uji regesi logistik ganda terdapat hubungan yang bermakna, dengan (p= 0.001); OR 6,9; probabilitas 76,1%. Variabel yang secara bersamaan terbukti mempunyai hubungan dengan BBLR adalah Anemia ibu selama hamil, penggunaan obat-obatan selama hamil dan intake makanan selama hamil tidak berubah, dengan probabilitas sebesar 93.6%. 3) Variabel yang terbukti tidak berhubungan dengan BBLR I. Paritas ibu hamil dengan dilakukan uji statistik secara bersamaan tidak ada hubungan dengan BBLR. 2.Ukuran LILA ibu hamil dengan dilakukan uji statistik secara bersamaan tidak terbukti terdapat hubungan dengan BBLR. 3.Gangguan Kesehatan ibu hamil dengan dilakukana uji statistik secara bersamaan tidak terdapat hubungan dengan BBLR Kesimpulannya BBLR terbukti ada hubungannya dengan anemia ibu hamil, penggunaan obat-obatan selama hamil dan intake makanan yang selama hamil tidak bertambah.. Dengan demikian perlu peningkatan cakupan layanan ANC bagi ibu hamil, serta kualitas dan paket layanan yang diberikan, antara lain pemberian tablet zat besi selama hamil, memberikan pendidikan kesehatan agar perlu mengkonsumsi makanan yang bergizi terutama protein,menditeksi secara dini komplikasi kehamilan yang terjadi. Untuk mengatur paritas dan jarak kehamilan dengan mengikuti program KB mencegah terjadi BBLR. Tingginya angka kejadian BBLR di Ambon perlu ditempuh langkah-langkah untuk menurunkan angka tersebut, sekaligus menekan angka kematian bayi pada tahun-tahun mendatang. Perlu juga penelitian lanjutan dari tenaga kesehatan serta penanganan masalah kehamilan dari pada ibu yang berisiko tinggi melahirkan bayi BBLR