PENGARUH FAKTOR ORGANISASIONAL, INDIVIDUAL DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PENERIMAAN INOVASI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Penyusunan anggaran berbasis kinerja merupakan salah satu perubahan panting dari aktivitas pemerintah daerah. Hal ini sebagai konsekuensi dari pemberlakuan PP No 105/2000, yang menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun dengan pendekatan kinerja. Penerapan anggaran berbasis kine...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Erringgo Perkasa, 090310628 L
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2005
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/35982/1/gdlhub-gdl-s2-2006-perkasaerr-1756-te2906.pdf
http://repository.unair.ac.id/35982/12/35982.pdf
http://repository.unair.ac.id/35982/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Penyusunan anggaran berbasis kinerja merupakan salah satu perubahan panting dari aktivitas pemerintah daerah. Hal ini sebagai konsekuensi dari pemberlakuan PP No 105/2000, yang menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun dengan pendekatan kinerja. Penerapan anggaran berbasis kinerja. dimaksudkan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas aparatur pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Akan tetapi, penerapan anggaran berbasis relatif lebih kompleks, terutama dalam proses penyusunannya dan penatausahaannnya, serta sumber daya manusia yang dibutuhkan. Salah satu cara untuk memudahkan dan mempercepat proses penyusunan anggaran berbasis kinerja di pemerintah daerah adalah dengan penerapan teknologi komputer. Berbasis telaah literatur adopsi inovasi oleh organisasi, diidentifikasi bahwa keberhasilan implementasi teknologi informasi dalam organisasi ditentukan oleh penerimaan individu (individual acceptance) terhadap inovasi tersebut. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerimaan inovasi oleh individu dalam implementasi aplikasi komputer Sistem Anggaran Berbasis Kinerja (SABK) di lingkungan Pemkot Surabaya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada studi ini hendak diuji Technology Acceptance Model (TAM) untuk menjelaskan penerimaan inovasi oleh individu dan tiga faktor sebagai variabeI eksogen, yaitu faktor organisasional (internal marketing), faktor individual (pengalaman komputer), dan faktor lingkungan sosial (pengaruh pimpinan unit kerja). Variabel persepsi kemudahan dan persepsi manfaat dari model TAM diposisikan sebagai mediating variable yang menjembatani pengaruh ketiga konstruk eksogen terhadap penerimaan implementasi aplikasi SABK. Ada 8 hipotesis (jalur) yang diuji dalam studi ini, yaitu kemudahan dan manfaat inovasi berpengaruh positif terhadap penerimaan inovasi; faktor organisasional, pengalaman komputer, pimpinan unit kerja, dan kemudahan berpengaruh positif terhadap rnanfaat, serta faktor organisasional dan pengalaman komputer berpengaruh positif terhadap kemudahan penggunaan inovasi. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan desain cross-sectional. Faktor organisasional dioperasionalkan dalam 3 dimensi, meliputi pelatihan, dukungan teknis, dan komitmen implementasi. Konstruk penelitian diukur dalam multi indikator dengan skala Liken 5 interval. Sampel penelitian berjumlah 143 Pejabat Satuan Pemegang Kas dari 74 unit kerja di lingkungan Pemkot Surabaya, yang pernah mengikuti program Bimbingan Teknis implementasi aplikasi SABK. Analisis data menggunakan model persamaan struktural (SEM) dengan bantuan software Lisrel 8.30. Pertama dilakukan uji measurement model untuk mengetahui unidimensionalitas skala, dan selanjutnya analisis persamaan struktural untuk menguji hipotesis penelitian. Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa 8 jalur yang diuji semua positif dan signifikan pada alpha 5%. Faktor organisasional dan individual (pengalaman komputer) berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kemudahan, dengan R = 0,45. Faktor organisasional, pengalaman komputer, pengaruh pimpinan unit kerja, dan persepsi kemudahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi manfaat dengan R2 = 0,67. Persepsi kemudahan dan persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan inovasi dengan R2 = 0,68. Faktor organisasional berpengaruh terbesar secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terbesar, balk terhadap persepsi kemudahan maupun persepsi manfaat. Hasil penelitian ini mendukung TAM, dimana variabel sikap persepsi kemudahan dan persepsi manfaat terbukti secara tepat menjembatani pengaruh ketiga konstruk eksogen terhadap penerimaan inovasi oleh individu. Berdasarkan hasil penelitian disarankan: (1) Pemkot Surabaya perlu melakukan pelatihan, dukungan teknis secara konsisten dan berkesinambungan, mengingat personalia yang akan menggunakan aplikasi SABK akan berganti sesuai jenjang karir pegawai. (2) Digalakkannya penanaman pentingnya implementasi teknologi informasi, bukan hanya kepada pajabat level staf operasional, tetapi juga pejabat level struktural (pimpinan unit kerja), mengingat pengaruh pimpinan unit kerja sangat penting untuk mendukung implementasi teknologi informasi di Pemkot Surabaya, seperti hasil studi ini. (3) Penempatan pegawai di Satuan Pemegang Kas, harus benar-benar diclasarkan kepada kriteria yang obyektif, termasuk penguasaan ketrampilan komputer. (4) Bagi peneliti berikutnya, direkomendasikan untuk menggunakan ukuran perilaku aktual dalam mengukur penerimaan inovasi, mengambil sampel dari beragam organisasi dan melakukan analisis multi-level (kombinasi level individu dan level organisasi), menggunakan desain eksperimental atau studi longitudinal.