PENGARUH KADAR HPMC 90 SH 4000 SR TERHADAP PELEPASAN ATENOLOL BERBASIS MATRIK KOMBINASI DENGAN HPMC 90 SH 100 000 SR

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh HPMC 90 SH 4.000 SR terhadap pelepasan atenolol berbasis matrik kombinasi dengan HPMC 90 SH 100.000 SR. Pada penelitian ini telah dikembangkan sediaan lepas lambat atenolol selain dapat menghambat disolusinya yang cepat, absorpsinya juga terjadi secara per...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ARIYANI BUANG, 090315013 M
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2006
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/36370/1/gdlhub-gdl-s2-2007-buangariya-3798-tf0107-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/36370/12/gdlhub-gdl-s2-2007-buangariya-3798-tf0107-p.pdf
http://repository.unair.ac.id/36370/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh HPMC 90 SH 4.000 SR terhadap pelepasan atenolol berbasis matrik kombinasi dengan HPMC 90 SH 100.000 SR. Pada penelitian ini telah dikembangkan sediaan lepas lambat atenolol selain dapat menghambat disolusinya yang cepat, absorpsinya juga terjadi secara perlahan-lahan dan diharapkan bioavailabilitasnya menjadi tinggi sehingga efek terapi Bari atenolol dapat lebih optimal. Pada penggunaan HPMC 90 SH 100.000 SR sebagai matrik lepas lambat penghambatan pelepasan obat terjadi lebih lama. Hal ini disebabkan karena HPMC 90 SH 100.000 SR memiliki rantai polimer yang panjang sehingga pads waktu kontak dengan media disolusi, akan terbentuk lapisan gel yang semakin tebal dengan bertambahnya waktu. Akibatnya barier yang harus dilewati atenolol dalam berdifusi keluar dari matrik semakin besar. Untuk mengurangi ketebalan lapisan gel akibat interaksi antara rantai polimer HPMC 90 SH 100.000 SR dengan media disolusi, pads penelitian ini dikembangkan kombinasi antara HPMC 90 SH 100.000 SR dan HPMC 90 SH 4.000 SR. HPMC 90 SH 4.000 SR memiliki viskositas yang lebih rendah, dalam media disolusi akan berdifusi kedalam susunan rantai HPMC 90 SH 100.000 SR. Perubahan susunan rantai ini menyebabkan pembentukan lapisan gel yang tidak semakin tebal sehingga atenolol dapat dilepaskan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Mula-mula dibuat formula atenolol � HPMC 90 SH 100.000 SR dengan perbandingan 1:1, 1 : 2 dan 1 : 3 (Fl, F2 dan F3). Dari formula tersebut dibuat granul dengan pelarut air suling dan dikeringkan dalam lemari pengering pads suhu 500 C selama 4 jam. Granul diayak dengan pengayak mesh 20 kemudian ditambahkan Mg Stearat 1 % dan dicetak menjadi tablet matrik dengan dosis atenolol 50 mg. Tablet matrik diuji pelepasan atenololnya secara in vitro dengan uji disolusi menggunakan media disolusi dapar fosfat pH 6,8 ± 0,05. Dari uji pelepasan Fl, F2 dan F3 didapatkan bahwa F1 yang paling sesuai untuk dikembangkan menjadi sediaan lepas lambat dengan penambahan HPMC 90 SH 4.000. Kemudian F1 ditambah dengan HPMC 90 SH 4..000 SR dengan perbandingan 1:1, 1:2 dan 1:3 terhadap HPMC 90 SH 100.000 SR selanjutnya disebut sebagai F4, F5 dan F6. Pala formula F4, F5 dan F6 dilakukan granulasi dengan metode yang sama seperti pada F1, F2 dan F3. Granul diuji kadar lembabnya sebelum dicetak menjadi tablet matrik. Tablet matrik yang terbentuk kemudian diuji kekerasan dan kerapuhannya. Didapatkan kekerasan untuk tablet matrik F4, F5 dan F6 berturut¬turut adalah : 15,15 ± 0,37 kp; 15,50 ± 0,22 kp dan 15,17 ± 0,45 kp. Sedangkan kerapuhan tablet matrik adalah 0,69 ± 0,03 % ; 0,63 ± 0,04 % dan 0,61 ± 0,03 % berturut-turut untuk tablet matrik F4, F5 dan F6. Dari uji mutu fisik tersebut didapatkan bahwa formula F4, F5 dan F6 memenuhi syarat mutu fisik untuk suatu sediaan tablet. Dari uji pelepasan diketahui bahwa tablet F4, F5 dan F6 memenuhi persyaratan pelepasan sediaan lepas lambat, yaitu t 0,25 D dan t 0,5 D, yaitu : t = 0,25 D (2 jam) adalah 35,90 ± 0,59 % dan 34,40 ± 0,59 % dan 43,76 ± 1,13 % berada pada rentang persyaratan 20 � 50 % dan pada t 0,50 (4 jam) pelepasannya adalah 48,30 ± 0,79 %; 52,10 ± 1,38 % dan 63,34 ± 0,74 % berada pads rentang persyaratan 45 � 75 %. Setelah 8 jam yaitu t = 1,0 D hanya F5 dan F6 yang memenuhi persyaratan sediaan lepas lambat karena jumlah atenolol yang dilepaskan lebih besar atau sama dengan 75 % (75 %) yaitu 75,51 ± 0,92 % untuk F5 dan 85,51 ± 0,65 % untuk F6. Sedangkan F4 tidak memenuhi persyaratan sediaan lepas lambat karenajumlah atenolol yang dilepaskan berada diluar rentang persyaratan sediaan lepas lambat yaitu pada t 0,25 (3 jam) adalah 53,35 ± 0,60 sedangkan pada t 0,50 (6 jam) adalah 68,83 ± 0,73 %. Berdasarkan data pelepasan diatas, formula F5 dan F6 dapat digunakan untuk pengembangan sediaan lepas lambat karena jumlah atenolol yang dilepaskan setelah 8 jam lebih dari 75 %. Mekanisme pelepasan atenolol dari tablet matrik F5 dan F6 adalah non Fickian dengan kinetika pelep2asan mengikuti persamaan order satu dengan nilai R2 = 0,9918 untuk F5 dan R x,9959 untuk F6.