SENSITIVITAS PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN DAN GROCOTT-GOMORI METHENAMINE SILVER UNTUK MENENTUKAN DIAGNOSIS ETIOLOGI INFLAMASI GRANULOMATOSA PADA SPESIMEN BIOPSI JARINGAN PASIEN

Agen infeksi utama penyebab inflamasi granulomatosa adalah Mycobacterium tuberculosis dan kedua adalah fungi. Laporan mengenai infeksi fungi semakin meningkat berhubungan dengan peningkatan jumlah host immunocompromised, penggunaan antibiotik secara luas, aplikasi teknik diagnostik dan terapeutik in...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: WILDA MAHDANI, NIM011041020
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2012
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/37135/1/gdlhub-gdl-s2-2013-mahdaniwil-25312-5.abst-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/37135/2/gdlhub-gdl-s2-2013-mahdaniwil-25312-full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/37135/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Agen infeksi utama penyebab inflamasi granulomatosa adalah Mycobacterium tuberculosis dan kedua adalah fungi. Laporan mengenai infeksi fungi semakin meningkat berhubungan dengan peningkatan jumlah host immunocompromised, penggunaan antibiotik secara luas, aplikasi teknik diagnostik dan terapeutik invasif yang semakin sering digunakan di klinik. Koinfeksi mikobakterium dan fungi juga harus dipertimbangkan untuk menentukan diagnosis yang akurat sebagaimana implikasi terapeutiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas pewarnaan Ziehl Neelsen (ZN) dan Grocott-Gomori Methenamine Silver (GMS) untuk menentukan diagnosis etiologi inflamasi granulomatosa pada spesimen histopatologi. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif. Sampel penelitian adalah 37 blok jaringan dengan diagnosis inflamasi granulomatosa diperiksa dengan pewarnaan ZN dan GMS untuk membedakan penyebab inflamasi. Studi ini menemukan BTA positif pada 23 blok jaringan dan fungi positif pada empat blok jaringan, yang terdiri dari Conidiobolus sp, Sporothrix sp., Mucor sp., dan Eumycetoma. Penelitian ini menemukan bahwa teknik pewarnaan ZN memiliki sensitivitas 81%, spesifisitas 90%, PPV 96% dan NPV 64% untuk menentukan diagnosis etiologi granuloma spesifik. Teknik pewarnaan GMS memiliki sensitivitas 40%, spesifisitas 100%, PPV 100% dan NPV 82% untuk menentukan diagnosis etiologi granuloma nonspesifik. Kejadian infeksi mikobakterium penyebab inflamasi granulomatosa pada sampel yang diteliti adalah 62,16% dan kejadian infeksi fungi penyebab inflamasi granulomatosa pada sampel yang diteliti adalah 10,81%. Koinfeksi mikobakterium dan fungi pada sampel spesimen jaringan memiliki kejadian sebesar 2,7%. Teknik pewarnaan khusus seperti ZN, GMS/PAS, dan lain sebagainya dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis etiologi infeksi jaringan yang akan mengarahkan pasien pada terapi yang sesuai