PELEMBAGAAN KHARISMA XANANA GUSMÃO DALAM KELEMBAGAAN PARTAI CNRT (Study Kasus Tentang Transformasi Kepemimpinan Kharismatik Xanana Gusmão Dalam Kelembagaan Partai CNRT Tahun 2012 sebagai The Ruling Party)

Tesis ini mengkaji tentang Pelembagaan Kharisma Xanana Gusmão dalam partai Congresso Nacional de Reconstrucão Nacional de Timor-leste (CNRT). Fokus kajian pada “Transformasi kepemimpinan kharsimatik Xanana Gusmão dalam kelembagaan partai CNRT sebagai the ruling party Tahun 2012”. Metode yang digunak...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: HESRON FILOMENO DE JESUS, 071214453014
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2014
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/38787/2/gdlhub-gdl-s2-2014-jesushesro-32941-7.abstr-i.pdf
http://repository.unair.ac.id/38787/1/gdlhub-gdl-s2-2014-jesushesro-32941-full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/38787/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Tesis ini mengkaji tentang Pelembagaan Kharisma Xanana Gusmão dalam partai Congresso Nacional de Reconstrucão Nacional de Timor-leste (CNRT). Fokus kajian pada “Transformasi kepemimpinan kharsimatik Xanana Gusmão dalam kelembagaan partai CNRT sebagai the ruling party Tahun 2012”. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan study kasus, dengan pendekatan deskriptif. Lokus penelitian pada Kantor Pusat Partai CNRT, Dili, Timor-Leste. Permasalahan yang di rumuskan di dalam penelitian ini adalah Sejauhmana Hegemoni Kepemimpinan Kharismatik Xanana Gusmão dalam Kelembagaan Partai CNRT dan Bagaimana Rutinisasi Kepemimpinan Kharismatik Xanana Gusmão dalam kelembagaan partai CNRT. Sedangkan teori yang digunakan adalah Teori transformasi kepemimpinan, Teori kepemimpinan, Teori pelembagaan partai, Teori hegemoni dan Teori elite. Teori-teori ini merupakan pilihan teori yang tepat untuk mendeskripsikan karakteristik fenomena yang di kaji. Fenomena ini menarik untuk dikaji karena ketergantungan mesin partai terhadap Xanana Gusmão, sebagai tokoh sentral partai sangat tinggi. Fenomena ini dapat diamati dari hegemoni Gusmão yang begitu besar bukan hanya didalam partai. (a) Baik secara individu, maupun secara structural dalam proses kontestasi (b) Rekutmen terhadap kader-kader di luar partai (c) Di dalam penyelesaian konflik internal dan external partai secara organisasional maupun secara individu (d) Pengambilan keputusan. (e) Pendanaan partai. Karena Xanana benar-benar mengambil resiko kerugian pribadi, yang cukup besar. Dalam hal nama baik, uang dan posisi kepemimpinan demi melestarikan partai CNRT dan bangsa Timor-Leste. Sehingga membuat partai tidak melembaga. Karena partai tidak memiliki authonomy (Otonomi) dan systemness (Sistem). Sedangkan, sejalan dengan Huntington, Panebianco (1988:49, 53) menekankan pentingnya authonomy (Otonomi) dan Systemness (Koherensi struktural internal suatuorganisasi) di dalam pelembagaan partai politik. Persoalannya adalah bagaimana mesin partai mengatasi kesulitan di dalam internalisasi dan externalisasi partai (a) Manakala Xanana mati atau tidak mampu lagi. Sehingga (b) Bagaimana kualitas kepemimpinan itu dilestarikan atau Bagaimana cara mewarisi kualitas Kharisma yang bersifat individualistik kedalam struktur organisasi yang lebih mapan, stabil dan berkesinambungan, menjadi sangat menentukan. Dengan kata lain, bagaimana menjadikan sumber kekuatan yang pada awalnya milik pribadi seorang Xanana, menjadi milik bersama partai CNRT. Warisan kharismatik bagaimanapun mesti dilembagakan pada system aturan yang permanen dan stabil. Sehingga Kharisma yang mulanya milik pribadi, pada akhirnya dalam kondisi tertentu dapat mengalami depersonalisasi dan pelembagaan. Dari hasil penelitian, di temukan bahwa Xanana sebagai pemimpin transformatif, Xanana sebagai sebuah institusi dan di dalam proses pelembagaan partai CNRT, menempatkan Xanana sebagai idiologi partai. Sedangkan dalam pelembagaan partai CNRT dalam konteks Desitional Authonomy, belum terlembagakan. Dan pelembagaan partai CNRT dalam konteks Value Infution dan Reafication telah terlembagakan dengan sangat baik. Sedangkan pelembagaan partai CNRT dalam konteks Systemness mulai terlembagakan.