PERILAKU CYBER SEX (Studi Deskriptif Perilaku Cyber sex Pengguna Warung Internet Kawasan Tegal Boto Kabupaten Jember)
Keberadaan new media seperti internet, membawa suatu perubahan besar terhadap cara masyarakat berinteraksi dan berkomunikasi. Internet memberikan Cyberspace bagi penggunanyasehingga Perkembangan internet membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat termasuk dalam perilaku seksual....
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2014
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/38928/1/gdlhub-gdl-s2-2014-arofahniek-33836-4.abstr-k.pdf http://repository.unair.ac.id/38928/2/gdlhub-gdl-s2-2014-arofahniek-33836-FULL%20TEXT.pdf http://repository.unair.ac.id/38928/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Keberadaan new media seperti internet, membawa suatu perubahan besar terhadap cara masyarakat berinteraksi dan berkomunikasi. Internet memberikan Cyberspace bagi penggunanyasehingga Perkembangan internet membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat termasuk dalam perilaku seksual. Keunggulan cyberspace sebagai media modern rupanya masih menyimpan beberapa masalahmendasar yang perlu penulis tekankan yaitu, menyoroti kemajuan teknologi informasipada kenyataannya justru memunculkan
sejumlah persoalan baru menyangkutmemudarnya batasan ruang sosial oleh miniaturisasi ruang cyber.Keberadaan cyberspace ini kemudian memunculkan perilaku cyber sex pengguna internet. Penelitian ini berusaha mengungkapkan fenomena cyber sex. Sebelum ada internet perilaku seksual manusia secara normatife dilakukan secara nyata bersentuhan fisik dengan pasangan lain jenis
laki-laki dan perempuan dalam ikatan perkawinan dan dilakukan dalam ruang privat.
Namun kenyataannya perilaku seksual dapat dilakukan dalam ruang cyber, dengan partner dalam cyber space, tanpa ikatan, bebas dengan siapapun dan tanpa ada kontak fisik. Untuk menjawab persoalan ini peneiti menggunakan metode
peneitian kualitatif dengan Teori hiperealitas Baudrilard sebagai pisau analisis.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa Perilaku cyber sexmemiliki berbagai faktor pemicu baik dari dalam diri maupun dari luar pelaku, cyber seks dapat dilakukan dengan menggunakan webcam, chatting yang bisa dilakukan dengan orang yang
dikenal dalam dunia nyata maupun dengan orang yang tidak dikenal dalam dunia nyata. Perilaku cyber sex juga bisa dalam bentuk melihat foto atau gambar porno,video porno dan membaca cerita dewasa yang telah tersedia di ruang cyber. Fenomena perilaku cyber sexyang penuh dengan imajinasi dan diakhiri dengan self service (masturbasi/onani) bagi pelakunya dapat memberikan
kepuasan seksual yang lebih signifikan dibandingkan dengan hubungan seks secara langsung (nyata). Dorongan seksual dan Imajinasi yang dimiliki pelaku cyber sex terpenuhi tidak hanya secara fisik melainkan kepuasan akan sensasi,
gaya, style dan taste akan kebutuhan seksual. |
---|