INTERVENSI MILITER PERANCIS DI MALI: SEKULARISME VS. FUNDAMENTALISME ISLAM
Penelitian ini mengkaji kebijakan luar negeri berupa intervensi militer yang didorong oleh faktor ideasional yakni persepsi antifundamentalisme Islam. Penelitian ini mengambil kasus tentang keputusan elit Perancis melakukan intervensi militer dalam krisis Mali. Latar belakang masalah krisis Mali me...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2014
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/38968/1/gdlhub-gdl-s2-2014-murtadlohu-33957-7.abstr-k.pdf http://repository.unair.ac.id/38968/2/gdlhub-gdl-s2-2014-murtadlohu-33957-1.fulltext.pdf http://repository.unair.ac.id/38968/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini mengkaji kebijakan luar negeri berupa intervensi militer yang didorong oleh faktor ideasional yakni persepsi antifundamentalisme Islam.
Penelitian ini mengambil kasus tentang keputusan elit Perancis melakukan intervensi militer dalam krisis Mali. Latar belakang masalah krisis Mali memiliki dimensi kompleks yang diakibatkan oleh beberapa aktor yang berbeda yakni kelompok separatis MNLA (Mouvement National pour la Libération de l'Azawad), junta militer dan ketegangan dalam pemerintahan, dan ketiga
kelompok fundamentalis Islam Ansar Dine. Dalam perkembangannya, Ansar Dine menjadi aktor utama dalam krisis Mali karena mampu mengontrol wilayah Mali Utara. Ansar Dine merupakan fundamentalis Islam yang bertujuan menerapkan syariah di seluruh Mali. Tujuan tersebut merupakan bentuk kekecewaan atas pemerintahan sekuler yang memarjinalkan kelompok Tuareg secara politik dan
ekonomi. Oleh karena itu, elit politik Perancis memusatkan perhatian pada fundamentalisme Islam sebagai ancaman utama terhadap Mali. Beberapa upaya internasional telah dilakukan untuk menyelesaikan krisis ini, namun upaya tersebut tidak memberikan hasil. Pada bulan Januari 2013, Presiden Mali meminta bantuan kepada PBB dan Perancis untuk memukul mundur serangan
fundamentalisme Islam Ansar Dine. Dari latar belakang tersebut, penelitian ini mempertanyakan apakah persepsi antifundamentalisme Islam berpengaruh dalam membentuk sikap elite Perancis dalam implementasi kebijakan intervensi Perancis
di Mali pada bulan Januari 2013?. Permasalahan tersebut kemudian diteliti dengan menggunakan metode analisa kualitatif. Setelah dilakukan analisa terhadap berbagai data terkait, penelitian ini berargumen bahwa faktor ideasional berupa penguatan persepsi antifundamentalisme Islam di kalangan elit Politik Perancis
merupakan faktor determinan di balik intervensi militer di Mali pada Januari 2013. Argumentasi ini disimpulkan setelah melakukan analisa terhadap pengaruh penguatan sekularisme sebagai budaya politik Perancis, terutama pasca tragedi
9/11, dalam bentuk persepsi antifundamentalisme Islam yang mempengaruhi elit politik Perancis dalam intervensi militer. |
---|