PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION

Cervical root syndrome atau sindroma akar saraf leher adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf cervical. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri leher yang menyebar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah, paraesthesia, dan kelemahan atau spasme otot. Penyebab paling...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: KIKI FADHILAH SUB’QI, NIM011310213010
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/39920/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/39920/12/255.%2039920.pdf
http://repository.unair.ac.id/39920/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
id id-langga.39920
record_format dspace
spelling id-langga.399202017-06-15T18:38:01Z http://repository.unair.ac.id/39920/ PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION KIKI FADHILAH SUB’QI, NIM011310213010 RM182-190 Other therapeutic procedures Including acupuncture, pneumatic aspiration, spinal puncture, pericardial puncture Cervical root syndrome atau sindroma akar saraf leher adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf cervical. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri leher yang menyebar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah, paraesthesia, dan kelemahan atau spasme otot. Penyebab paling sering adalah adanya gangguan pada foramen saraf spinal karena kombinasi beberapa faktor yaitu penurunan tinggi discus, perubahan degeneratif. Penyebab lain yang jarang seperti tumor spinal dan infeksi pada spinal. Berdasarkan sebuah survei tentang penderita cervical root syndrome di Rochester Minneosata (USA) dari tahun 1976-1990 menyebutkan bahwa populasi yang terkena mencapai 107,3 dari 100.000 orang pada pria, dan 63,5 dari 100.000 pada wanita. Dalam studi tersebut pria lebih beresiko terkena cervical root syndrome. Peranan Fisioterapi pada kasus cervical root syndrome di bawah koordinasi dokter Sp.KFR di antaranya menguragi nyeri, meningkatkan kekuatan otot, menambah LGS (Luas Gerak Sendi), sehingga kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien menjadi lebih optimal. Salah satu Intervensi fisioterapi yang dapat diberikan berupa Proprioceptive Neuromuscular Facilitation. Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) adalah fasilitasi pada sistem neuromuskuler dengan merangsang proprioceptive. Konsep dasar dari gerakan PNF itu sendiri adalah sederet reaksi atas rangsangan- rangsangan yang diterima, dengan begitu manusia dapat mencapai berbagai macam kemampuan motorik. bila mekanisme neuromuskuler seseorang terganggu maka akan mengalami gangguan pada saat menerima rangsangan-rangsangan, sehingga seseorang tersebut tidak mampu bereaksi sesuai dengan arah yang dikehendaki. Metode ini berusaha memberikan rangsangan-rangsangan yang sesuai dengan reaksi yang dikehendaki, yang akhirnya akan dicapai kemampuan atau gerakan yang terkoordinasi. Dalam kasus ini penulis menggunakan teknik Rhythmic Initiation dan Hold Rilex ditambah Home Exercise Programe. Setelah dilakukan 5 kali terapi didapatkan Pasien merasakan rasa nyeri pada leher berkurang, peningkatan LGS leher tetapi kesemutan di area sepanjang lengan masih tetap. 2016 Thesis NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/39920/1/ABSTRAK.pdf text id http://repository.unair.ac.id/39920/12/255.%2039920.pdf KIKI FADHILAH SUB’QI, NIM011310213010 (2016) PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION. Tugas Akhir D3 thesis, Universitas Airlangga. http://lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
Indonesian
topic RM182-190 Other therapeutic procedures Including acupuncture, pneumatic aspiration, spinal puncture, pericardial puncture
spellingShingle RM182-190 Other therapeutic procedures Including acupuncture, pneumatic aspiration, spinal puncture, pericardial puncture
KIKI FADHILAH SUB’QI, NIM011310213010
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION
description Cervical root syndrome atau sindroma akar saraf leher adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf cervical. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri leher yang menyebar ke bahu, lengan atas dan lengan bawah, paraesthesia, dan kelemahan atau spasme otot. Penyebab paling sering adalah adanya gangguan pada foramen saraf spinal karena kombinasi beberapa faktor yaitu penurunan tinggi discus, perubahan degeneratif. Penyebab lain yang jarang seperti tumor spinal dan infeksi pada spinal. Berdasarkan sebuah survei tentang penderita cervical root syndrome di Rochester Minneosata (USA) dari tahun 1976-1990 menyebutkan bahwa populasi yang terkena mencapai 107,3 dari 100.000 orang pada pria, dan 63,5 dari 100.000 pada wanita. Dalam studi tersebut pria lebih beresiko terkena cervical root syndrome. Peranan Fisioterapi pada kasus cervical root syndrome di bawah koordinasi dokter Sp.KFR di antaranya menguragi nyeri, meningkatkan kekuatan otot, menambah LGS (Luas Gerak Sendi), sehingga kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien menjadi lebih optimal. Salah satu Intervensi fisioterapi yang dapat diberikan berupa Proprioceptive Neuromuscular Facilitation. Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) adalah fasilitasi pada sistem neuromuskuler dengan merangsang proprioceptive. Konsep dasar dari gerakan PNF itu sendiri adalah sederet reaksi atas rangsangan- rangsangan yang diterima, dengan begitu manusia dapat mencapai berbagai macam kemampuan motorik. bila mekanisme neuromuskuler seseorang terganggu maka akan mengalami gangguan pada saat menerima rangsangan-rangsangan, sehingga seseorang tersebut tidak mampu bereaksi sesuai dengan arah yang dikehendaki. Metode ini berusaha memberikan rangsangan-rangsangan yang sesuai dengan reaksi yang dikehendaki, yang akhirnya akan dicapai kemampuan atau gerakan yang terkoordinasi. Dalam kasus ini penulis menggunakan teknik Rhythmic Initiation dan Hold Rilex ditambah Home Exercise Programe. Setelah dilakukan 5 kali terapi didapatkan Pasien merasakan rasa nyeri pada leher berkurang, peningkatan LGS leher tetapi kesemutan di area sepanjang lengan masih tetap.
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author KIKI FADHILAH SUB’QI, NIM011310213010
author_facet KIKI FADHILAH SUB’QI, NIM011310213010
author_sort KIKI FADHILAH SUB’QI, NIM011310213010
title PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION
title_short PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION
title_full PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION
title_fullStr PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION
title_full_unstemmed PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION
title_sort penatalaksanaan fisioterapi pada cervical root syndrome dengan metode proprioceptive neuromuscular facilitation
publishDate 2016
url http://repository.unair.ac.id/39920/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/39920/12/255.%2039920.pdf
http://repository.unair.ac.id/39920/
http://lib.unair.ac.id
_version_ 1681144620086460416