PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PASIEN MOTOR DELAY AKIBAT HIDROSEFALUS DENGAN POST-OP VPSHUNT
Hidrosefalus adalah suatu gangguan pembentukan, aliran, atau penyerapan dari cairan serebrospinal yang menyebabkan peningkatan dari volume cairan cerebrospinal pada susunan saraf pusat. Jumlah kasus hidrosefalus di dunia cukup tinggi. Di Negara Amerika, angka kejadian hidrosefalus mencapai 0,5-4...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/39925/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/39925/13/259.%2039925.pdf http://repository.unair.ac.id/39925/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Hidrosefalus adalah suatu gangguan pembentukan, aliran, atau penyerapan dari
cairan serebrospinal yang menyebabkan peningkatan dari volume cairan
cerebrospinal pada susunan saraf pusat. Jumlah kasus hidrosefalus di dunia cukup
tinggi. Di Negara Amerika, angka kejadian hidrosefalus mencapai 0,5-4 per 1000
kelahiran. Sedangkan di Indonesia sendiri, prevalensi hidrosefalus mencapai 10
permil pertahun, sumber lain menyebutkan bahwa insiden hidrosefalus di
Indonesia mencapai 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. penyebab penyumbatan aliran
cairan serebrospinal yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah: 1. Kelainan
konginetal, 2. Infeksi, 3. Neoplasma, 4. Perdarahan. Jenis penanganan
hidrosefalus yang paling sering dilakukan adalah tindakan operasi, yang biasa
disebut shunting. Ada beberapa jenis shunting, diantaranya Ventriculoperitoneal
Shunting (VP Shunt), yaitu mengalirkan CSS berlebih dari sistem ventrikel
dialirkan melalui sebuah selang agar bisa diserap oleh peritoneum, sehingga
akumulasi cairan tidak berlebihan. Pasien dengan hidrosefalus tidak jarang
mengalami keterlambatan perkembangan. Meskipun dalam hal ini telah dipasang
VP Shunt, pasien akan tetap mengalami keterlambatan. Stimulasi motorik yang
dilakukan untuk keterlambatan motorik pada anak disesuaikan dengan
perkembangan anak yang sudah tampak. Stimulasi mengacu pada tahap
perkembangan mulai dari bayi terlentang, tengkurap, merangkak, duduk hingga
berdiri. Pada kasus ini, fisioterapi yang dilakukan meliputi latihan penguatan
lengan, penguatan otot ekstensor dan rotasi trunk, stimulasi tengkurap, stimulasi
duduk. |
---|