PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI ATRIAL SEPTAL DEFECT

Atrium septal defect (ASD) merupakan kebocoran pada septum atrium atau dinding yang membatasi antara atrium kanan dan kiri. Defek ini akan menyebabkan pirau dari kiri ke kanan karena tekanan di atrium kiri lebih besar daripada atrium kanan. Hal ini menyebabkan kelebihan volume pada ventrikel kan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: DANY PRAMUNO PUTRA, NIM011210213028
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/39933/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/39933/8/267.%2039933.pdf
http://repository.unair.ac.id/39933/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Atrium septal defect (ASD) merupakan kebocoran pada septum atrium atau dinding yang membatasi antara atrium kanan dan kiri. Defek ini akan menyebabkan pirau dari kiri ke kanan karena tekanan di atrium kiri lebih besar daripada atrium kanan. Hal ini menyebabkan kelebihan volume pada ventrikel kanan, sehingga ventrikel kanan dan atrium terdilatasi dan hipertrofi serta arteri pulmonal juga ikut terdilatasi. Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus ASD (Atrial Septal Defect) ini sangat penting dikarenakan untuk mengembalikan kemampuan fungsional dan daya tahan kardiovaskuler. Pada kasus ASD (Arium Septal Defect) darah yang mengandung oksigen dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan dan dapat mengalir menuju arteri pulmonalis. Aliran yang melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan compliance dari atrium tersebut. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger bisa terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksia dan sianosis. Pasien pasca ASD (Atrium Septal Defect) biasanya pasien akan mengalami problem pada kapasitas fisik seperti penurunan endurance, penurunan mobilitas sangkar thoraks, spasme otot uppertrapezius, postur tubuh yang tampak kifosis dan pada kemampuan fungsional belum mampu berjalan jauh sehingga pasiean akan mengalami ketergantungan ringan. Peran fisioterapi pada pasien ASD (Atrium Septal Defect) pasca operasi untuk mengurangi problem yaitu breathing exercise untuk mengoptimalkan oksigenasi, latihan mobilisasi thoraks untuk mengembangkan thoraks, latihan endurance untuk kekuatan daya tahan otot-otot respirasi, meningkatkan daya tahan tubuh, oleh karena itu intervensi fisioterapi harus sesuai dengan kasus yang ada agar manfaat yang diharapkan fisioterapi pada jangka pendek meningkatkan sangkar thoraks, meningkatkan endurance, mengurangi spasme otot uppertrapezius dan jangka panjang meneruskan jangka pendek, pasien dapat kembali ke aktivitas sehari-hari secara mandiri seperti berjalan jauh.