MEMBANGUN HUMAN CAPITAL MERAIH INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA
Bila suatu organisasi diibaratkan sebagai sebuah pohon, maka manusia adalah getah yang membuat organisasi tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Bila suatu organisasi diibaratkan sebagai tubuh kita, maka manusia adalah darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh, sehingga tubuh mampu memper...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/40085/1/gdlhub-gdl-grey-2016-nasihmoh-40491-pg.13-14-m.pdf http://repository.unair.ac.id/40085/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
id |
id-langga.40085 |
---|---|
record_format |
dspace |
spelling |
id-langga.400852016-11-02T22:12:46Z http://repository.unair.ac.id/40085/ MEMBANGUN HUMAN CAPITAL MERAIH INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA Moh. Nasih, Prof. Dr., SE., MT., Ak., CMA., CA. HF5601 Accounting HJ9-9940 Public finance Bila suatu organisasi diibaratkan sebagai sebuah pohon, maka manusia adalah getah yang membuat organisasi tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Bila suatu organisasi diibaratkan sebagai tubuh kita, maka manusia adalah darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh, sehingga tubuh mampu mempertahankan kehidupan, melaksanakan misi, tumbuh, dan berkembang serta meraih visi dan cita-cita. Tentu bukan sekedar getah, juga bukan sekedar darah, tetapi getah dan darah yang mengandung sari makanan dan zat-zat yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. Pada organisasi atau negara, sari makanan dan zat-zat yang dibutuhkan yang memungkinkan organisasi maupun negara dan bangsa ini dapat mempertahankan hidup serta tumbuh dan berkembang adalah pengetahuan, kemampuan teknis, keterampilan, kebiasaan, perilaku, dan kepribadian personil organisasi. Sari makanan dan zat-zat tersebut merupakan energi potensial yang melekat pada diri manusia dan sering disebut sebagai human capital. Human capital, dalam skala mikro (perusahaan), adalah kekayaan perusahaan yang tersimpan pada diri setiap personil dalam segala aspek dan wujudnya (Nasih, 2005: 30). Dalam skala makro atau negara, menurut World Economic Forum (2013), human capital adalah keterampilan dan kapasitas yang berada di masyarakat dan digunakan untuk kegiatan produktif sehingga menjadi faktor penting keberhasilan pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Human capital adalah sekumpulan sumberdaya yang meliputi pengetahuan, kebiasaan, bakat, keahlian dan keterampilan, kemampuan, pengalaman, kecerdasan, pelatihan, kebijakan, dan kearifan, serta kepribadian dan atribut sosial, seperti adat-istiadat dan budaya yang dimiliki oleh individu atau masyarakat. Sumberdaya tersebut menunjukkan kapasitas masyarakat untuk menghasilkan nilai ekonomi dan kesejahteraan individu, perusahaan, organisasi, komunitas, bangsa dan negara. Human capital dapat diklasifikasi dan diidentifikasi dalam dua dimensi, yaitu dimensi kuantitatif (tangible) yakni jumlah manusia (termasuk jumlah penduduk usia produktif yang melimpah atau bonus demografi) yang terlibat dalam proses penciptaan nilai; dan dimensi kualitatif (intangible) yakni kemampuan, sikap, dan bakat serta komitmen personil/manusia. Dimensi intangible human capital meliputi setidaknya tiga aspek utama yakni kompetensi, sikap, dan kecerdasan intelektual (Roos, J., et al., 1998); yang dapat diringkas lagi menjadi dua aspek yakni kompetensi dan komitmen (Ulrich, 1998) atau, dalam bahasa agama disebut sebagai al-qowiy dan alamin (qowiyun amiin). Human capital secara matematik merupakan perkalian antara kompetensi dengan komitmen atau HC = C x C = CC = 2C. UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014 Other NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/40085/1/gdlhub-gdl-grey-2016-nasihmoh-40491-pg.13-14-m.pdf Moh. Nasih, Prof. Dr., SE., MT., Ak., CMA., CA. (2014) MEMBANGUN HUMAN CAPITAL MERAIH INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. (Unpublished) http://lib.unair.ac.id |
institution |
Universitas Airlangga |
building |
Universitas Airlangga Library |
country |
Indonesia |
collection |
UNAIR Repository |
language |
Indonesian |
topic |
HF5601 Accounting HJ9-9940 Public finance |
spellingShingle |
HF5601 Accounting HJ9-9940 Public finance Moh. Nasih, Prof. Dr., SE., MT., Ak., CMA., CA. MEMBANGUN HUMAN CAPITAL MERAIH INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA |
description |
Bila suatu organisasi diibaratkan sebagai sebuah pohon, maka manusia adalah getah yang membuat organisasi tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Bila suatu organisasi diibaratkan sebagai tubuh kita, maka manusia adalah darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh, sehingga tubuh mampu mempertahankan kehidupan, melaksanakan misi, tumbuh, dan berkembang serta meraih visi dan cita-cita. Tentu bukan sekedar getah, juga bukan sekedar darah, tetapi getah dan darah yang mengandung sari makanan dan zat-zat yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. Pada organisasi atau negara, sari makanan dan zat-zat yang dibutuhkan yang memungkinkan organisasi maupun negara dan bangsa ini dapat mempertahankan hidup serta tumbuh dan berkembang adalah pengetahuan, kemampuan teknis, keterampilan, kebiasaan, perilaku, dan kepribadian personil organisasi. Sari makanan dan zat-zat tersebut merupakan energi potensial yang melekat pada diri manusia dan sering disebut sebagai human capital. Human capital, dalam skala mikro (perusahaan), adalah kekayaan perusahaan yang tersimpan pada diri setiap personil dalam segala aspek dan wujudnya (Nasih, 2005: 30). Dalam skala makro atau negara, menurut World Economic Forum (2013), human capital adalah keterampilan dan kapasitas yang berada di masyarakat dan digunakan untuk kegiatan produktif sehingga menjadi faktor penting keberhasilan pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Human capital adalah sekumpulan sumberdaya yang meliputi pengetahuan, kebiasaan, bakat, keahlian dan keterampilan, kemampuan, pengalaman, kecerdasan, pelatihan, kebijakan, dan kearifan, serta kepribadian dan atribut sosial, seperti adat-istiadat dan budaya yang dimiliki oleh individu atau masyarakat. Sumberdaya tersebut menunjukkan kapasitas masyarakat untuk menghasilkan nilai ekonomi dan kesejahteraan individu, perusahaan, organisasi, komunitas, bangsa dan negara. Human capital dapat diklasifikasi dan diidentifikasi dalam dua dimensi, yaitu dimensi kuantitatif (tangible) yakni jumlah manusia (termasuk jumlah penduduk usia produktif yang melimpah atau bonus demografi) yang terlibat dalam proses penciptaan nilai; dan dimensi kualitatif (intangible) yakni kemampuan, sikap, dan bakat serta komitmen personil/manusia. Dimensi intangible human capital meliputi setidaknya tiga aspek utama yakni kompetensi, sikap, dan kecerdasan intelektual (Roos, J., et al., 1998); yang dapat diringkas lagi menjadi dua aspek yakni kompetensi dan komitmen (Ulrich, 1998) atau, dalam bahasa agama disebut sebagai al-qowiy dan alamin (qowiyun amiin). Human capital secara matematik merupakan perkalian antara kompetensi dengan komitmen atau HC = C x C = CC = 2C. |
format |
Other NonPeerReviewed |
author |
Moh. Nasih, Prof. Dr., SE., MT., Ak., CMA., CA. |
author_facet |
Moh. Nasih, Prof. Dr., SE., MT., Ak., CMA., CA. |
author_sort |
Moh. Nasih, Prof. Dr., SE., MT., Ak., CMA., CA. |
title |
MEMBANGUN HUMAN CAPITAL MERAIH INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA |
title_short |
MEMBANGUN HUMAN CAPITAL MERAIH INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA |
title_full |
MEMBANGUN HUMAN CAPITAL MERAIH INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA |
title_fullStr |
MEMBANGUN HUMAN CAPITAL MERAIH INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA |
title_full_unstemmed |
MEMBANGUN HUMAN CAPITAL MERAIH INDONESIA MAKMUR SEJAHTERA |
title_sort |
membangun human capital meraih indonesia makmur sejahtera |
publisher |
UNIVERSITAS AIRLANGGA |
publishDate |
2014 |
url |
http://repository.unair.ac.id/40085/1/gdlhub-gdl-grey-2016-nasihmoh-40491-pg.13-14-m.pdf http://repository.unair.ac.id/40085/ http://lib.unair.ac.id |
_version_ |
1681144650035888128 |