UPAYA PENANGGULANGAN HIPERTENSI RENAL DI INDONESIA

Pada kesempatan yang berbahagia ini, ijinkanlah saya mengucapkan puja dan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhiwasa —Tuhan yang Maha Esa— atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkanNya kepada kita semua sehingga dapat menghadiri rapat senat terbuka pagi ini dalam suasana bahagia, tentera...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Made Sukahatya
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: Universitas Airlangga 1994
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/40257/6/gdlhub-gdl-grey-2011-sukahatyam-20422-pg6910-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/40257/12/429.%2040257-ilovepdf-compressed.pdf
http://repository.unair.ac.id/40257/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Pada kesempatan yang berbahagia ini, ijinkanlah saya mengucapkan puja dan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhiwasa —Tuhan yang Maha Esa— atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkanNya kepada kita semua sehingga dapat menghadiri rapat senat terbuka pagi ini dalam suasana bahagia, tenteram dan sehat walafiat. Hadirin yang saya muliakan Atas perkenan para hadirin saya akan menyampaikan makalah tentang UPAYA PENANGGULANGAN HIPERTENSI RENAL DI INDONESIA pada acara peresmian penerimaan jabatan saya sebagai Guru Besar dalam mata ajaran Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tercinta ini. Ilmu dan pelayanan penyakit ginjal sudah mempunyai sejarah beberapa abad didunia (mis. Cina 200 SM) dan di Indonesia perhatian terhadap ilmu tersebut mulai berkembang sejak akhir tahun 1950. Hipertensi adalah kelainan yang diketahui relatif baru —setelah Riva Rocci membuat manometer pertama kali pada tahun 1889— dan dikelola oleh berbagai disiplin ilmu kedokteran, baik kedokteran umum maupun dokter spesialis berbagai bidang (dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis penyakit ginjal, dokter spesialis penyakit jantung, dokter spesialis endokrin, dokter spesialis farmasi dan dokter spesialis farmakologi klinik) tergantung dari minat dan sejarah pengembangannya diberbagai tempat.