PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB): PENYEBAB, FAKTOR RESIKO, DAN PROGNOSA

Kardiologi anak mulai berkembang sejak didirikannya seksi Kardiologi di Laboratorium/UPF Anak RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 29 September 1969, dengan bekal sarana klinis (EKG, X-ray) dan baru pada tahun 1973 dilakukan pemeriksaan Kateterisasi Jantung, dan Angiokardiografi. Pada tahun 1981 dimulai pe...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: A.M. Prasodo
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: Universitas Airlangga 1993
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/40265/6/gdlhub-gdl-grey-2011-prasodoam-20759-pg7610-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/40265/12/434.%2040265-ilovepdf-compressed.pdf
http://repository.unair.ac.id/40265/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
id id-langga.40265
record_format dspace
spelling id-langga.402652017-06-20T17:00:40Z http://repository.unair.ac.id/40265/ PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB): PENYEBAB, FAKTOR RESIKO, DAN PROGNOSA A.M. Prasodo RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine RC666-701 Diseases of the circulatory (Cardiovascular) system Kardiologi anak mulai berkembang sejak didirikannya seksi Kardiologi di Laboratorium/UPF Anak RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 29 September 1969, dengan bekal sarana klinis (EKG, X-ray) dan baru pada tahun 1973 dilakukan pemeriksaan Kateterisasi Jantung, dan Angiokardiografi. Pada tahun 1981 dimulai pemeriksaan non invasif dengan M mode Echocardiografi yang kemudian disusul dengan pemeriksaan 2 D Echo, Doppler Echo dan Color Doppler Echo. Dengan perkembangan yang pesat dalam teknologi ini maka banyak kelainan jantung bawaan dapat terdiagnosa secara non invasif. Bahkan sekarang dengan adanya Fetal-Echo Cardiography, kelainan jantung dapat dideteksi di dalam kandungan (intra uterine). Kemajuan dalam diagnostik berjalan bersama dengan kemajuan dalam teknologi, juga banyak kemajuan telah dicapai dalam hal pembedahan. Mau tidak mau kita dituntut untuk mengikuti arus perkembangan ini. Dengan tim yang kompak, dengan dedikasi yang tinggi dan terdidik, dengan sarana yang cukup memadai, kita berharap penatalaksanaan PJB akan lebih baik. Nasib dari seorang anak dengan PJB sudah banyak berubah bila dibandingkan dengan 2 dasa warsa yang lalu. Sekarang penderita dengan NB yang telah dioperasi telah menjadi dewasa, menikah dan mempunyai keturunan. Mereka merupakan kelompok masyarakat tersendiri dengan problemnya masing-masing. Ini yang kita lihat di negara-negara yang sudah maju. Universitas Airlangga 1993 Other NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/40265/6/gdlhub-gdl-grey-2011-prasodoam-20759-pg7610-k.pdf text id http://repository.unair.ac.id/40265/12/434.%2040265-ilovepdf-compressed.pdf A.M. Prasodo (1993) PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB): PENYEBAB, FAKTOR RESIKO, DAN PROGNOSA. Universitas Airlangga, Surabaya. (Unpublished) http://lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
Indonesian
topic RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine
RC666-701 Diseases of the circulatory (Cardiovascular) system
spellingShingle RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine
RC666-701 Diseases of the circulatory (Cardiovascular) system
A.M. Prasodo
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB): PENYEBAB, FAKTOR RESIKO, DAN PROGNOSA
description Kardiologi anak mulai berkembang sejak didirikannya seksi Kardiologi di Laboratorium/UPF Anak RSUD Dr. Soetomo pada tanggal 29 September 1969, dengan bekal sarana klinis (EKG, X-ray) dan baru pada tahun 1973 dilakukan pemeriksaan Kateterisasi Jantung, dan Angiokardiografi. Pada tahun 1981 dimulai pemeriksaan non invasif dengan M mode Echocardiografi yang kemudian disusul dengan pemeriksaan 2 D Echo, Doppler Echo dan Color Doppler Echo. Dengan perkembangan yang pesat dalam teknologi ini maka banyak kelainan jantung bawaan dapat terdiagnosa secara non invasif. Bahkan sekarang dengan adanya Fetal-Echo Cardiography, kelainan jantung dapat dideteksi di dalam kandungan (intra uterine). Kemajuan dalam diagnostik berjalan bersama dengan kemajuan dalam teknologi, juga banyak kemajuan telah dicapai dalam hal pembedahan. Mau tidak mau kita dituntut untuk mengikuti arus perkembangan ini. Dengan tim yang kompak, dengan dedikasi yang tinggi dan terdidik, dengan sarana yang cukup memadai, kita berharap penatalaksanaan PJB akan lebih baik. Nasib dari seorang anak dengan PJB sudah banyak berubah bila dibandingkan dengan 2 dasa warsa yang lalu. Sekarang penderita dengan NB yang telah dioperasi telah menjadi dewasa, menikah dan mempunyai keturunan. Mereka merupakan kelompok masyarakat tersendiri dengan problemnya masing-masing. Ini yang kita lihat di negara-negara yang sudah maju.
format Other
NonPeerReviewed
author A.M. Prasodo
author_facet A.M. Prasodo
author_sort A.M. Prasodo
title PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB): PENYEBAB, FAKTOR RESIKO, DAN PROGNOSA
title_short PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB): PENYEBAB, FAKTOR RESIKO, DAN PROGNOSA
title_full PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB): PENYEBAB, FAKTOR RESIKO, DAN PROGNOSA
title_fullStr PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB): PENYEBAB, FAKTOR RESIKO, DAN PROGNOSA
title_full_unstemmed PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB): PENYEBAB, FAKTOR RESIKO, DAN PROGNOSA
title_sort penyakit jantung bawaan (pjb): penyebab, faktor resiko, dan prognosa
publisher Universitas Airlangga
publishDate 1993
url http://repository.unair.ac.id/40265/6/gdlhub-gdl-grey-2011-prasodoam-20759-pg7610-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/40265/12/434.%2040265-ilovepdf-compressed.pdf
http://repository.unair.ac.id/40265/
http://lib.unair.ac.id
_version_ 1681144682255482880