IDENTIFIKASI ENTEROTOKSIN ISOLAT STAPHYLOCOCCUS AUREUS DARI SARANG BURUNG WALET
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam, salah satu contohnya adalah sarang wallet (swiylets nest). Sarang walet mengandung 17 asam amino essensial, mineral-mineral, dan beberapa vitamin. Namun, pada sarang walet ditemukan bakteri Staphylococcus aureus, penyebab keracunan makanan. Tida...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2008
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/40557/1/gdlhub-gdl-res-2008-authorhida-6474-lp36_08-k.pdf http://repository.unair.ac.id/40557/2/gdlhub-gdl-res-2008-authorhida-6474-lp36_08.pdf http://repository.unair.ac.id/40557/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam, salah satu contohnya adalah sarang wallet (swiylets nest). Sarang walet mengandung 17 asam amino essensial, mineral-mineral, dan beberapa vitamin. Namun, pada sarang walet ditemukan bakteri Staphylococcus aureus, penyebab keracunan makanan. Tidak semua bakteri Staphylococcus aureus mampu mengekspresikan enterotoksin pada bahan pangan. Enteroksin Staphylococcus aureus bersifat neurotoksik, resisten terhadap panas hingga 100°C selama 30 menit, tahan terhadap enzim proteolitik dan superantigen yang mampu menstimulasi subpopulasi limfosit secara langsung dan cepat (1-6 jam) sehingga dapat menyebabkan gastroenteritis, mual-mual, pusing, dan muntah-muntah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat Staphylococcus aureus bergalur enterotoksigenik D dan P nomor 9B. Selanjumya, ditentukan genotipe berdasarkan urutan nukleotida dengan teknik DNA Sequencing yang menghasilkan informasi, Forward Sequences bahwa memiliki hubungan kekerabatan yang tinggi (100%) dengan gen sep. Pada penentuan fenotipe, diketahui bahwa fragmen DNA nomor 9B berhasil diligasikan pada pMOSBIue-T Ukuran panjang dari plasmid rekombinan bertambah panjang sepanjang ± 3500 pasangan basa. Setelah dilakukan proses transformasi ke Escherichia coli DH5a, plasmid rekombinan yang memiliki T7 Promoter dengan bantuan RNA Polymerase dari induk Escherichia coli DH5a, mampu mengekspresikan enterotoksin dengan berat molekul ± 26 kDa. Untuk mengkonfirmasi enterotoksin D dilakukan uji aglutinasi lateks dengan prinsip kerja reaksi antigen-antibodi spesifik D. |
---|