UJI SITOTOKSISITAS DENTIN KONDISIONER ASAM SITRAT 50% MENGGUNAKAN ATT Assay
Salah satu syarat bahan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi seharusnya tidak toksik, tidak mengiritasi dan harus mempunyai sifat biokompatibilitas atau bahan yang diproduksi tidak boleh mempunyai efek yang merugikan terhadap lingkungan biologis, baik lokal maupun sistemik. Uji sitotoksisitas...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2006
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/40572/1/gdlhub-gdl-res-2008-khoswantoc-6447-lp33_08-k.pdf http://repository.unair.ac.id/40572/2/gdlhub-gdl-res-2008-khoswantoc-6447-lp33_08.pdf http://repository.unair.ac.id/40572/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Salah satu syarat bahan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi seharusnya tidak toksik, tidak mengiritasi dan harus mempunyai sifat biokompatibilitas atau bahan yang diproduksi tidak boleh mempunyai efek yang merugikan terhadap lingkungan biologis, baik lokal maupun sistemik. Uji sitotoksisitas adalah bagian dari evaluasi bahan kedokteran gigi dan diperlukan untuk prosedur screening standard. Salah satu metode untuk menilai sitotoksisitas suatu bahan adalah dengan uji enzimatik menggunakan pereaksi 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl) 2,5-diphenyl tetrazolium bromide (MTT). Dasar uji enzimatik MTT adalah dengan mengukur kemampuan sel hidup berdasarkan aktivitas mitokondria dari kultur sel. Uji ini banyak digunakan untuk mengukur proliferasi seluler secara kuantitatif atau untuk mengukur jumlah sel yang hidup. Dentin yang terbuka selalu dilapisi oleh smear layer, oleh sebab itu sebelum melakukan suatu restorasi, kavitas atau gigi yang telah dipreparasi, harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang dihasilkan pada waktu melakukan preparasi, bakteri-bakteri produk karies ataupun terkontaminasi dari lingkungannya. Para peneliti berpendapat bahwa dengan adanya permukaan dentin yang bersih maka akan diperoleh perlekatan yang efektif antara bahan resin dan dentin. Untuk mencapai hal tersebut digunakan bahan dentin conditioner. Walaupun bukan suatu asam kuat, asam sitrat dapat menjadi sangat erosifkarena mampu mengikat ion logam. Peneliti lain menemukan bahwa pengaruh asam sitrat perlu diperhatikan apabila kontak dengan permukaan, baik enamel maupun dentin. Permukaan enamel yang diulas asam sitrat akan sangat erosif. Smear layer akan hilang dari dentin dan tubulus dentin yang terbuka dengan hilangnya dentin perihedral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sitiotoksisitas bahan asam sitrat 40, 50 dan 60% sebagai dentin conditioner dengan menggunakan MTT assay. Penelitian ini |
---|