STRATEGI WACANA DAN KONSTRUKSI IDEOLOGI DALAM BULETIN AL ISLAM TERBITAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA: Analisis Wacana Kritis

Penelitian ini dilakukan untuk membedah model strategi wacana yang dipakai oleh Hizbut Tahrir Indonesia dalam bulletin Dakwah Al Islam dalam konteks analisis wacana kritis dan bagaimana ideologi dikonstruksikan melalui representasi subyek-obyek dalam teks. Penelitian dilakukan dengan menggunakan me...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Lina Puryanti, S.S., M.Hum, Lusvita Fitri Nuzuliyanti, S.S., MA.
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA 2006
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/40640/1/gdlhub-gdl-res-2008-puryantili-6866-lp1420-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/40640/13/546.%2040640.pdf
http://repository.unair.ac.id/40640/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Penelitian ini dilakukan untuk membedah model strategi wacana yang dipakai oleh Hizbut Tahrir Indonesia dalam bulletin Dakwah Al Islam dalam konteks analisis wacana kritis dan bagaimana ideologi dikonstruksikan melalui representasi subyek-obyek dalam teks. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan korpus penelitian adalah bulletin dakwah Al Islam yang diterbitkan oleh HTI dengan nomor penerbitan 293: Penjajahan Asing lewat Undang-Undang, 294: Saatnya Khilafah memimpin dunia dengan Syariah; 297: ,Mengawal RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi; 298: Jangan biarkan pihak asing memecah belah negeri kita; 299: Mengikuti dan meneladani Rasullulah SAW. Korpus ditentukan berdasarkan keterbatasan waktu penelitian dan issue yang dirasakan cukup memadai untuk diteliti yaitu telah meliputi aspek berita lokal/nasional dan internasional. Sistem kode dalam analisa data didasarkan pada pendekatan analisis wacana kritis model Perancis yang tokoh utamanya adalah Sara Mills. Dalam model pendekatan analisis wacana kritis Sara Mills menyatakan bahwa representasi subyek obyek dalam teks akan mempengaruhi cara pembaca memposisikan diri dalam membaca dan memaknai teks. Cara memposisikan pembaca ini ada dua: dengan proses mediasi dan proses kode budaya. Proses mediasi adalah proses bagaimana pembaca tersugesti untuk mengidentifikasi diri dan masuk ke dalam posisi subyek pencerita sedangkan kode budaya adalah kode-kode yang digunakan pembaca menerjemahkan dan menafsirkan isi teks dan menganggapnya benar. Analisis yang telah dilakukan menunjukkan bagaimana ideologi dan kekuasaan menjadi bagian terpenting dari analisis sedangkan wacana, yang sifatnya dapat dikonstruksikan, dapat dipakai untuk memperbesar pengaruh kekuasaan. Dalam hubungannya dengan ideologi maka unit bahasa bisa dipakai sebagai alat untuk mendeteksi ideologi dalam teks karena bahasa dapat menjadi alat utama untuk melihat ideologi. Analisis menunjukkan bagaimana Redaksi buletin menempatkan dirinya sebagai `kami, self atau us yang mempunyai otoritas untuk menafsirkan pihak lain `liyan, other atau them yang berseberangan ideologi atau kepentingannya. Kelompok `liyan ini dilabeli dengan berbagai label seperti musuh Islam, kelompok Barat, kelompok Kafir, dan kelompok sekular. Sementara Redaksi menempatkan dirinya dalam posisi subjek yang lebih tinggi. Buletin Dakwah Al Islam melakukan pemilihan teks skriptural untuk menjustifikasi kewajiban melawan musuh, baik secara defensif atau ofensi. Legitimasi ayat-ayat Al Quran digunakan untuk melabeli secara negatif pihak atau negara yang dianggap musuh sehingga pertarungan yang muncul adalah pertarungan yang baik melawan yang jahat, antara yang diberkati dan dikutuk Tuhan. Ini adalah bagian dari apa yang dimaknai sebagai kebangkitan (fundamentalisme) agama Islam. Dengan kata lain, fundamentalisme adalah makna ideologis yang bisa disingkap dari buletin Al Islam. Fundamentalisme ini memandang politik berbasis ideologi Barat sebagai `gagal. Yang dikedepankan dalam fundamentalisme ini adalah sikap 'truth claim' merasa paling benar dengan menyalahkan, menyesatkan agama dan pemeluk lainnya. Pada gilirannya sikap ini akan melahirkan 'masyarakat teks' masyarakat yang lahir, hidup dan berjuang demi teks. Dalam pandangan Althusser, pembongkaran posisi ideologis Hizbut Tahrir berada pada dimensi Ideological State Apparatus; eksistensi negara (dalam hal ini institusinya adalah organisasi HT) sebagai alat perjuangan kelas yang masuk dengan cara mempengaruhi untuk melanggengkan penindasan yang tampak dalam relasi produksi masyarakat. Dalam buletin Dakwah Al Islam terdapat kemiripan cara beroperasi pada representasi Subyek-Obyek yang bersifat dominasi ideologi. Pemosisian subyek-obyek dalam buletin Dakwah Al Islam melahirkan cara penyapaan tertentu terhadap pembaca yaitu proses penyapaan tidak langsung melalui mediasi dan kode budaya. Proses mediasi adalah proses mensugesti pembaca agar mengidentifikasi diri dengan subyek pencerita/pendefinisi peristiwa sedangkan kode budaya adalah kode-kode budaya yang digunakan pembaca untuk menafsirkan teks sebagai benar atau bisa diterima.