SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL ANAK JALANAN DI SURABAYA

Fenomena anak jalanan seakan tidak pernah lepas dari kehidupan kota besar, baik di negara maju maupun negara berkembang. Surabaya, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, tidak luput dari fenomena anak jalanan ini yang terus meningkat pasca adanya krisis. Anak jalanan tampaknya memiliki lebih ba...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Nono fiery Yoenanto, S.Psi.,M.Pd, Ilham Nur Alfian, S.Psi
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA 2005
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/40782/2/gdlhub-gdl-res-2008-yoenantono-6273-lp02_08-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/40782/9/570.%2040782.pdf
http://repository.unair.ac.id/40782/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Fenomena anak jalanan seakan tidak pernah lepas dari kehidupan kota besar, baik di negara maju maupun negara berkembang. Surabaya, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, tidak luput dari fenomena anak jalanan ini yang terus meningkat pasca adanya krisis. Anak jalanan tampaknya memiliki lebih banyak peluang untuk melakukan perilaku seks pra-nikah. Kondisi ini tidak lepas dari kehidupan mereka yang bebas di jalanan dalam norma yang serba longgar. Faktor lainnya yang mendorong anak jalanan makin permisif karena kemampuan mereka mencari natkah sendiri. Hal ini sesuai dengan basil penelitian di Thailand yang menemukan bahwa remaja yang sudah bisa mencari nafkah sendiri, lebih pennisif dalam urusan seksualitas daripada remaja yang masih sekolah (Sarwono, 1997). Sikap dan perilaku seks anak-anak jalanan yang cenderung permisif inilah yang menjadi landasan peneliti untuk mengkaji secara lebih mendalam berkaitan dengan pemaknaan-pemaknaan yang ada dalam diri anak-anak jalanan itu sendiri. Bagaimana sikap dan pandangan anak-anak jalanan tentang seksualitas? Bagaimana aspirasi perkawinan mereka? Bagaimana impian-impian mereka mengenai sebuah keluarga? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menarik peneliti dan akan dicoba untuk dijawab dalam penelitian ini. Ada beberapa kesimpulan yang dapat dimunculkan dari hasil penelitian ini, yaitu: (I ) Kenyataan bahwa subjek penelitian ini bekerja dan menghabiskan banyak waktu di jalanan tidak menghapus kemungkinan dan aspirasi mereka untuk dapat memasuki jenjang perkawinan dan membangun kehidupan berkeluarga. Hal ini berjalan seiring dengan perkembangan kematangan seksualitas di kalangan anak-anak jalanan yang cenderung lebih cepat akibat promiskuitas seksual di lingkungan mereka; (2) Faktor pekerjaan yang mapan dan kemampuan mencukupi kehidupan sehari-hari menjadi acuan bagi subjek penelitian ini dalam merencanakan untuk memasuki jenjang perkawinan dan membangun keluarga; (3) Tidak ada pertengkaran ataupun permusuhan diantara anggota keluarga serta tercukupinya kebutuhan sehari-hari merupakan prasyarat keharmonisan suatu perkawinan atau keluarga bagi subjek penelitian ini; (4) Faktor kesetiaan dan pengertian merupakan faktor yang sangat signifikan bagi subjek penelitian ini bagi pemilihan pasangan mereka nantinya. Hal ini didasarkan pada kesadaran subjek penelitian ini bahwa kehidupan mereka sangat berbeda dengan kebanyakan orang dan tidak semua orang dapat menerima kebiasaan, kebutuhan, pendapat dan nilai mereka.