PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ION MAGNESIUM TERHADAP KANDUNGAN SOLASODINA PADA KULTUR PUCUK SOLANUM LACINIATUM

Pembentukan metabolit sekunder dalam sistem KJT dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya jenis dan kadar komponen media. Faktor-faktor ini penting untuk diketahui agar 1ebih mengerti dan memahami suatu tanaman da1am pembentukan metabo1it sekunder da1am sistem KJT. Perlakuan yang diberikan da1am...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: TUTIEK PURWANTI
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA 1995
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/41061/7/gdlhub-gdl-res-2014-purwantitu-30745-3.ringk-n.pdf
http://repository.unair.ac.id/41061/1/f1.pdf
http://repository.unair.ac.id/41061/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Pembentukan metabolit sekunder dalam sistem KJT dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya jenis dan kadar komponen media. Faktor-faktor ini penting untuk diketahui agar 1ebih mengerti dan memahami suatu tanaman da1am pembentukan metabo1it sekunder da1am sistem KJT. Perlakuan yang diberikan da1am pene1itian ini adalah variasi konsentrasi ion magnesium untuk mengetahui pengaruh komponen makroe1emen tersebut terhadap pembentukan metabolit sekunder solasodina pada kultur pucuk Solanum laciniatum. Adapun variasi konsentrasinya adalah 5,0 mM, 10,0 mM dan 15,0 mM yang dibandingkan dengan kondisi media normal yaitu dengan konsentrasi ion magnesium 1,5 mM. Kultur ditanam pada berbagai media perlakuan dan dipanen setelah berumur 4 minggu. Pada saat panen ditentukan harga indeks pertumbuhan dan kadar relatif klorofilnya. Selanjutnya sampel yang sudah berupa serbuk kering (dengan harga susut pengeringan ~ 2%) dihidrolisa menggunakan metode Carle yang sudah dimidifikasi (hidrolisa dengan HCI 2N dalam metanol pada suhu 70-750C selama 2 jam di dalam oven).