EFEKTIFITAS PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN KEJADIAN NAUSEA DAN VOMITUS PASKA OPERASI PADA OPERASI GINEKOLOGI YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM YANG DIKOMBINASIKAN EPIDURAL DI GBPT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
Mual dan muntah adalah salah satu efek samping yang tidak menyenangkan yang sering terjadi pasca operasi. Keseluruhan insidensi mual dan muntah pasca operasi untuk semua jenis operasi dan populasi antara 20-30%. Kelompok resiko tinggi insidensinya hingga 79%. Operasi ginekologi merupakan salah satu...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/41260/3/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/41260/14/FULLTEXT.pdf http://repository.unair.ac.id/41260/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
id |
id-langga.41260 |
---|---|
record_format |
dspace |
institution |
Universitas Airlangga |
building |
Universitas Airlangga Library |
country |
Indonesia |
collection |
UNAIR Repository |
language |
Indonesian Indonesian |
topic |
R735-854 Medical education. Medical schools. Research |
spellingShingle |
R735-854 Medical education. Medical schools. Research Eka Esti Pramastuti EFEKTIFITAS PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN KEJADIAN NAUSEA DAN VOMITUS PASKA OPERASI PADA OPERASI GINEKOLOGI YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM YANG DIKOMBINASIKAN EPIDURAL DI GBPT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA |
description |
Mual dan muntah adalah salah satu efek samping yang tidak menyenangkan yang sering terjadi pasca operasi. Keseluruhan insidensi mual dan muntah pasca operasi untuk semua jenis operasi dan populasi antara 20-30%. Kelompok resiko tinggi insidensinya hingga 79%. Operasi ginekologi merupakan salah satu operasi dengan resiko tinggi terjadinya mual dan muntah pasca operasi dengan angka kejadian mencapai 40-80%. Berbagai cara dilakukan untuk mencegah terjadinya mual dan muntah pasca operasi baik secara farmakologis dan non farmakologis. Salah satu cara non farmakologis yang dilakukan adalah dengan memberikan karbohidrat oral cair pre operatif. Mengingat penelitian sebelumnya yang dilakukan di luar negeri menggunakan cairan karbohidrat dalam volume yang cukup besar, maka dipertimbangkan mencari sumber karbohidrat lain dengan kalori yang cukup besar tetapi dapat diberikan dalam volume yang lebih kecil dan rasa yang enak. Berdasarkan pertimbangan tersebut kami mencoba meneliti penggunaan madu sebagai suplemen preoperatif karbohidrat oral dan meneliti efektivitasnya didalam menurunkan kejadian mual muntah pasca operasi. Penelitian ini membandingkan kejadian mual dan muntah pada kelompok pasien untuk prosedur operasi ginekologi yang diberikan madu dan yang tidak diberikan madu. Bila didapatkan hasil bahwa madu efektif didalam menurunkan kejadian mual dan muntah pasca operasi maka diharapkan pemberian madu dapat menjadi salah satu strategi non farmakologis yang dapat diterapkan bersamaan dengan strategi farmakologis lain guna mengatasi mual dan muntah pasca operasi.
Tujuan : Mengetahui efektifitas pemberian madu didalam menurunkan kejadian mual dan muntahpasca operasi pada pasien yang menjalani operasi ginekologi yang dilakukan pembiusan umum dikombinasikan dengan epidural
Hipotesis : Pemberian madu efektif didalam menurunkan kejadian mual dan muntah dan kebutuhan anti emetik pasca operasi ginekologi yang dilakukan pembiusan dengan anestesi umum dikombinasikan dengan epidural
Metode : Dilakukan pembagian secara acak, dimana separuh pasien menjadi grup Madu (M) dan separuh menjadi grup Kontrol (K). Grup M akan diberikan madu sebanyak 2 sendok makan (10 cc) yang akan diberikan pada jam 18.00, 21.00, 05.00 dan 3 jam sebelum operasi, sedangkan untuk kelompok kontrol penderita diijinkan minum air putih samapi maksimal 3 jam sebelum operasi. Pada kedua grup tersebut dilakukan pemasangan infus Ringer Lactat sebagai cairan maintenance sejak pukul 18.00. Pada kedua grup ini anestesi dilakukan dengan kombinasi general anestesi dan epidural anestesi. Induksi pasien dilakukan dengan midazolam 2 mg, fentanyl 1-2 mcg/kg BB, propofol 1-2 mg/kg BB, dan relaksan menggunakan atracurium 0,5 mg/ kg BB. Untuk maintenance anestesi digunakan Isofluran + O2 dan analgetik dengan xylocain 1-1,5% via epidural.
Hasil : Tidak didapatkan perbedaan skor mual muntah pasca operasi pada kedua kelompok, pada pengamatan menit ke 30 didapatakan nilai p= 0,654, pada menit ke 60 nilai p= 0,369, pada menit ke 120 nilai p= 1,000, pada 2-6 jam nilai p= 0,165 dan pada 6-24 jam nilai p= 0,790. Begitu pula tidak didapatkan perbedaan kebutuhan anti emetik pada kedua kelompok tersebut. Tidak didapatkan perbedaan dalam skor nyeri dari kedua kelompok. Dan tidak didapatkan keluhan, efek samping ataupun alergi dari penggunaan madu.
Kesimpulan : Pemberian madu tidak efektif sebagai usaha non farmakologis didalam menurunkan kejadian nausea dan vomiting pasca operasi ginekologi yang dilakukan dengan anestesi umum dikombinasikan dengan epidural. |
format |
Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
author |
Eka Esti Pramastuti |
author_facet |
Eka Esti Pramastuti |
author_sort |
Eka Esti Pramastuti |
title |
EFEKTIFITAS PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN KEJADIAN NAUSEA DAN VOMITUS PASKA OPERASI PADA OPERASI GINEKOLOGI YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM YANG DIKOMBINASIKAN EPIDURAL DI GBPT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA |
title_short |
EFEKTIFITAS PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN KEJADIAN NAUSEA DAN VOMITUS PASKA OPERASI PADA OPERASI GINEKOLOGI YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM YANG DIKOMBINASIKAN EPIDURAL DI GBPT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA |
title_full |
EFEKTIFITAS PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN KEJADIAN NAUSEA DAN VOMITUS PASKA OPERASI PADA OPERASI GINEKOLOGI YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM YANG DIKOMBINASIKAN EPIDURAL DI GBPT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA |
title_fullStr |
EFEKTIFITAS PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN KEJADIAN NAUSEA DAN VOMITUS PASKA OPERASI PADA OPERASI GINEKOLOGI YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM YANG DIKOMBINASIKAN EPIDURAL DI GBPT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA |
title_full_unstemmed |
EFEKTIFITAS PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN KEJADIAN NAUSEA DAN VOMITUS PASKA OPERASI PADA OPERASI GINEKOLOGI YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM YANG DIKOMBINASIKAN EPIDURAL DI GBPT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA |
title_sort |
efektifitas pemberian madu dalam menurunkan kejadian nausea dan vomitus paska operasi pada operasi ginekologi yang dilakukan anestesi umum yang dikombinasikan epidural di gbpt rsud dr. soetomo surabaya |
publishDate |
2016 |
url |
http://repository.unair.ac.id/41260/3/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/41260/14/FULLTEXT.pdf http://repository.unair.ac.id/41260/ http://lib.unair.ac.id |
_version_ |
1681144864213827584 |
spelling |
id-langga.412602017-07-11T16:01:00Z http://repository.unair.ac.id/41260/ EFEKTIFITAS PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN KEJADIAN NAUSEA DAN VOMITUS PASKA OPERASI PADA OPERASI GINEKOLOGI YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM YANG DIKOMBINASIKAN EPIDURAL DI GBPT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Eka Esti Pramastuti R735-854 Medical education. Medical schools. Research Mual dan muntah adalah salah satu efek samping yang tidak menyenangkan yang sering terjadi pasca operasi. Keseluruhan insidensi mual dan muntah pasca operasi untuk semua jenis operasi dan populasi antara 20-30%. Kelompok resiko tinggi insidensinya hingga 79%. Operasi ginekologi merupakan salah satu operasi dengan resiko tinggi terjadinya mual dan muntah pasca operasi dengan angka kejadian mencapai 40-80%. Berbagai cara dilakukan untuk mencegah terjadinya mual dan muntah pasca operasi baik secara farmakologis dan non farmakologis. Salah satu cara non farmakologis yang dilakukan adalah dengan memberikan karbohidrat oral cair pre operatif. Mengingat penelitian sebelumnya yang dilakukan di luar negeri menggunakan cairan karbohidrat dalam volume yang cukup besar, maka dipertimbangkan mencari sumber karbohidrat lain dengan kalori yang cukup besar tetapi dapat diberikan dalam volume yang lebih kecil dan rasa yang enak. Berdasarkan pertimbangan tersebut kami mencoba meneliti penggunaan madu sebagai suplemen preoperatif karbohidrat oral dan meneliti efektivitasnya didalam menurunkan kejadian mual muntah pasca operasi. Penelitian ini membandingkan kejadian mual dan muntah pada kelompok pasien untuk prosedur operasi ginekologi yang diberikan madu dan yang tidak diberikan madu. Bila didapatkan hasil bahwa madu efektif didalam menurunkan kejadian mual dan muntah pasca operasi maka diharapkan pemberian madu dapat menjadi salah satu strategi non farmakologis yang dapat diterapkan bersamaan dengan strategi farmakologis lain guna mengatasi mual dan muntah pasca operasi. Tujuan : Mengetahui efektifitas pemberian madu didalam menurunkan kejadian mual dan muntahpasca operasi pada pasien yang menjalani operasi ginekologi yang dilakukan pembiusan umum dikombinasikan dengan epidural Hipotesis : Pemberian madu efektif didalam menurunkan kejadian mual dan muntah dan kebutuhan anti emetik pasca operasi ginekologi yang dilakukan pembiusan dengan anestesi umum dikombinasikan dengan epidural Metode : Dilakukan pembagian secara acak, dimana separuh pasien menjadi grup Madu (M) dan separuh menjadi grup Kontrol (K). Grup M akan diberikan madu sebanyak 2 sendok makan (10 cc) yang akan diberikan pada jam 18.00, 21.00, 05.00 dan 3 jam sebelum operasi, sedangkan untuk kelompok kontrol penderita diijinkan minum air putih samapi maksimal 3 jam sebelum operasi. Pada kedua grup tersebut dilakukan pemasangan infus Ringer Lactat sebagai cairan maintenance sejak pukul 18.00. Pada kedua grup ini anestesi dilakukan dengan kombinasi general anestesi dan epidural anestesi. Induksi pasien dilakukan dengan midazolam 2 mg, fentanyl 1-2 mcg/kg BB, propofol 1-2 mg/kg BB, dan relaksan menggunakan atracurium 0,5 mg/ kg BB. Untuk maintenance anestesi digunakan Isofluran + O2 dan analgetik dengan xylocain 1-1,5% via epidural. Hasil : Tidak didapatkan perbedaan skor mual muntah pasca operasi pada kedua kelompok, pada pengamatan menit ke 30 didapatakan nilai p= 0,654, pada menit ke 60 nilai p= 0,369, pada menit ke 120 nilai p= 1,000, pada 2-6 jam nilai p= 0,165 dan pada 6-24 jam nilai p= 0,790. Begitu pula tidak didapatkan perbedaan kebutuhan anti emetik pada kedua kelompok tersebut. Tidak didapatkan perbedaan dalam skor nyeri dari kedua kelompok. Dan tidak didapatkan keluhan, efek samping ataupun alergi dari penggunaan madu. Kesimpulan : Pemberian madu tidak efektif sebagai usaha non farmakologis didalam menurunkan kejadian nausea dan vomiting pasca operasi ginekologi yang dilakukan dengan anestesi umum dikombinasikan dengan epidural. 2016-08 Thesis NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/41260/3/ABSTRAK.pdf text id http://repository.unair.ac.id/41260/14/FULLTEXT.pdf Eka Esti Pramastuti (2016) EFEKTIFITAS PEMBERIAN MADU DALAM MENURUNKAN KEJADIAN NAUSEA DAN VOMITUS PASKA OPERASI PADA OPERASI GINEKOLOGI YANG DILAKUKAN ANESTESI UMUM YANG DIKOMBINASIKAN EPIDURAL DI GBPT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA. http://lib.unair.ac.id |