PENGARUH PROSES SOSIAL BUDAYA INDUSTRIALISASI TERHADAP SISTEM KEKERABATAN : PENELITIAN TENTANG PERUBAHAN POLA HUBUNGAN DALAM SISTEM KEKERABATAN DI PEDESAAN YANG TERKENA PROYEK INDUSTRIALISASI PADA EMPAT DESA DI WILAYAH KECAMATAN PANDAAN, KAB. PASURUAN, JAWA TIMUR

Industrialisasi telah diplih sebagai suatu kebijakan di negara-negara berkembang, untuk menyeleaaikan berbagai masalah yang terkait dengan kemiskinan negara dan bangsa, serta lapangan kerja yang sempit. Kebijakan industrialisasi itu ternyata menimbulkan masalah baru yaitu negara berkembang berhutang...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: I NYOMAN NAYA SUJANA, Drs., MA.
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA 1977
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/41498/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/41498/13/FULLTEXT17.pdf
http://repository.unair.ac.id/41498/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Industrialisasi telah diplih sebagai suatu kebijakan di negara-negara berkembang, untuk menyeleaaikan berbagai masalah yang terkait dengan kemiskinan negara dan bangsa, serta lapangan kerja yang sempit. Kebijakan industrialisasi itu ternyata menimbulkan masalah baru yaitu negara berkembang berhutang kepada negara maju, baik kapital maupun sumber daya manusia terdidik. Industrialisasi telah menimbulkan pola-pola baru dalam lapangan kerja, di mana masyarakat harus mengikuti pola-pola kerja yang diciptakan oleh teknologi baru, manajemen baru, serta keinginan-keinginan produksi. Masyarakat kemudian bergeser dari pola-pola kerja agraris menuju ke pola-pola kerja industrial. Dalam kondisi demikian masyarakat berkembang menjadi lebih rasional dan banyak memperhatikan pola kerja yang mampu berorientasi pada kualitas produksi. Pola-pola kerja di dalam industri telah mempengaruhi polapola kerja anggota kekerabatan dalam masyarakat, di mana seluruh warga memperoleh kesempatan terbuka di sektor industri, termasuk kaum wanitanya. Kaum wanita telah diangkat menjadi faktor produksi. Dengan adanya kelompok pekerja wanita di pabrik-pabrik, maka hubungan suami dabn istri berkembang semakin rasional, dan wanita semakin memandang bahwa pria dan wanita memiliki kedudukan yang sama kekerabatan dan keluarga. Jumlah kaum pria yang menyatakan posisi kaum wanita lebih rendah semakin berkurang, sebab mereka semakin sadar bahwa wanita juga diakuinya sebagai anggota kekerabatan yang dapat membawa sejumlah materi untuk kepentingan keluarga. Hubungan suami istri dan anak-anak serta mertua semakin rasional dan semakin dilandasi dengan kebebasan atau keseukarelaan. Memang masih dijumpai pandangan kekerabatan yang tradisional dan ortodoks tentang kegiatan wanita di luar rumah, namunjumlah kekerabatan yang demikian itu semakin berkurang. Masyarakat desa telah menerima industrialisasi sebagai suatu proses sosial yang memberi makna bagi perkembangan dan perubahan masyarakat, dan telah dapat meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat pedesaan. Industrialisasi telah dianggap sebagai suatu proses sosial yang membawa modernisasi dalam amsyarakat, namun modernisasi belum teritu semuanya mempunyai makna-makna yang sesuai dengan kehendak warga masyarakat. Perubahan-perubahan perilaku warga masyarakat salama ini tidaklah suatu perkembanganyang menuju tahapan liberal dan tak bermakna, sebab selama ini perubahan perubahan sosia1 budaya yang terkait dengan peri1aku sosia1 masih sangat terkenda1i, terutama masih dikenda1ikan oleh organisasi sosia1 yang ada da1am masyarakat. Po1a-po1a hubungan anggota kekerabatan semakin terbuka,rasiona1, kritis, dan semakin f1eksibe1 mengikuti perkembangan. Proses sosia1 yang dibentuk industria1isasi dan modernisasi mengarah ke po1a kekerabatan modern, yang sangat memberikan kebebasan dan kesukare1aan ll::e [pada semua anggota untuk mengembangkan kemampuan dan harkat diri sendiri sebagai manusia yang berkua1itas da1am masyarakat maju.