KEBERADAAN PERKAWINAN ADAT JAWA DI PERKOTAAN Suatu Kajian Perubahan Sosio-Kultural Pada Masyarakat Kodya Surabaya
Masalah utama penelitian ini adalah: (1). Sejauh manakah pandangan keluarga Jawa di perkotaan terhadap makna ritus perkawinan Jawa? Apakah masyarakat Jawa di perkotaan masih percaya bahwa ritus perkawinan Jawa memiliki makna magis? Apakah ritus perkawinan Jawa hanya dilihat dalam konteks makna sosia...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
UNIVERSITAS AIRLANGGA
1994
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/41793/7/gdlhub-gdl-res-2014-sudarso-31808-2.ringk-n.pdf http://repository.unair.ac.id/41793/1/F3.pdf http://repository.unair.ac.id/41793/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Masalah utama penelitian ini adalah: (1). Sejauh manakah pandangan keluarga Jawa di perkotaan terhadap makna ritus perkawinan Jawa? Apakah masyarakat Jawa di perkotaan masih percaya bahwa ritus perkawinan Jawa memiliki makna magis? Apakah ritus perkawinan Jawa hanya dilihat dalam konteks makna sosialnya saja?;(2). B~ntuk-bentuk apasajakah yang berubah dalam pelaksanaan upacara perkawinan Jawa di perkotaan? ; (3).Faktor-taktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap berubahnya pelaksanaan ritus perkawinan adat Jawa di masyarakat perkotaan? Tujuan penelitiannya adalah untuk menyorot kehidupan masyarakat Jawa d1 perkotaan --yang dari segi teoritis diasumsikan telah mengalami banyak pergeseran dari pola kehidupan masyarakat Jawa tradisional pada umumnya. dan untuk dapat mendiskripsikan sedetail mungkin tentang kehidupan masyarakat Jawa perkotaan. khususnya mengenai pandangan mereka akan makna ritus perkawinan Adat Jawa. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sejumlah 100 Kepala Keluarga Jawa yang berada d1 wilayah Kelurahan Airlangga dengan teknik stratified random sampling. Beberapa temuan pokok penelitian ini adalah: (1) Terjadinya pergeseran pelaksanaan ritus perkawinan Jawa dan makna ritus perkawinan juga bergeser yang semula punya makna magis menjadi makna sosial; (2) Faktor-faktor yang lebih berperan dalam pergeseran pelaksanaan ritus perkawinan adalah tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. |
---|