PERANAN ION KALSIUM PADA HANTARAN RANGSANGAN DARI TITIK AKUPUNTUR PADA OTOT RANGKA KELINCI

Kelainan fungsional otot rangka merupakan masalah yang luas di dunia kedokteran. Balk yang disebabkan penyakit maupun cedera karena olah raga. Kelainan ini secara konvensiona] mudah disembuhkan tetapi sering berulang dan diperlukan medikamentosa yang relatif mahal. Penelitian terapi alternatif men...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Bambang Poemomo S., Dr. MS., Drh.
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 1996
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/42366/1/gdlhub-gdl-res-2014-drbambangp-32798-3.RINGKASAN.pdf
http://repository.unair.ac.id/42366/2/gdlhub-gdl-res-2014-drbambangp-32798-1.FULLTEXT.pdf
http://repository.unair.ac.id/42366/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Kelainan fungsional otot rangka merupakan masalah yang luas di dunia kedokteran. Balk yang disebabkan penyakit maupun cedera karena olah raga. Kelainan ini secara konvensiona] mudah disembuhkan tetapi sering berulang dan diperlukan medikamentosa yang relatif mahal. Penelitian terapi alternatif menggunakan akupunktur perlu dilakukan agar diperoleh kesembuhan yang menetap dan memerlukan biaya relatlf lebih murah. Seeara empirik rangsangan yang diberikan pada beberapa titik akupunktur memberikan fenomena fungsional organ tubuh yang dapat dibuktikan seeara kimiawi maupun biofisika. Oleh karena itu kajian hantaran rangsangan dari titik akupunktur secara mendasar dengan didasari polarisasi elektron selular dan transportasi ion kumpulan sel dalam titik akupuntur dapat diharapkan menjadi awal penelitian dasar dari akupunktur. Masalah yang timbul dari penelitian ini adalah bagaimana hantaran rangsangan dari titik akupunktur setelah pemberian hambatan transportasi ion kalsium pada membran sel otot rangka. Kajian ini menggunakan model kelinci jenis New Zealand White dewasa sebanyak 10 ekor. Titik akupunktur yang digunakan sebagai perlakuan dalam penelitian ini adalah titik maleolus medialis kaki belakang kelinci (titik 49) dan titik 25 pada punggung. Pengamatan ini dilakukan di laboratorium. Dosis Verapa mil yang digunakan adalah 0.25 ml pada vena Auricularis dan 0.1 ml pada titik akupunktur. Alat ukur yang digunakan adalah komputer dengan perangkat lunak yang dilengkapi dengan interface untuk mengukur profil tegangan listrik titik akupuntur dalam satuan waktu.