PENGARUH PEMBERIAN ZAT BEST (Fe) DAN SENG (Zn) TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) ANAK SEKOLAH DASAR DI DAERAH ENDEMIS MALARIA KECAMATAN AMANUBAN SELATAN, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Anak SD merupakan tunas bangsa yang perlu mendapat perhatian dari segi pendidikan maupun gizi. Prevalensi anemi anak SD (6-12 tahun) di Indonesia masih cukup tinggi 24-35 % (DepKes RI, 1995) dan 47,2 % ( BPS, 1996 ). Penelitian ini adalah suatu penelitian eksperimental, dengan tujuan mempelajari pe...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
Universitas Airlangga
2005
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/42674/1/gdlhub-gdl-res-2008-adrianimer-7522-lp1080-k.pdf http://repository.unair.ac.id/42674/13/gdlhub-gdl-res-2008-adrianimer-7416-lp10808-min.pdf http://repository.unair.ac.id/42674/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Anak SD merupakan tunas bangsa yang perlu mendapat perhatian dari segi pendidikan maupun gizi. Prevalensi anemi anak SD (6-12 tahun) di Indonesia masih cukup tinggi 24-35 % (DepKes RI, 1995) dan 47,2 % ( BPS, 1996 ). Penelitian ini adalah suatu penelitian eksperimental, dengan tujuan mempelajari pertambahan status hemoglobin (Fib) dan status gizi dari anak sekolah dasar 1 - III ( usia 7-9 tahun ) di daerah endemis malaria yang mendapat suplemen zat besi (Fe ) dan suplemen seng (Zn ). Sampel yang menjadi subyek penelitian dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar I-III ( usia 7-9 tahun ) di SD Inpres Panite II Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur, memiliki riwayat penyakit malaria setahun terakhir, terdapat pembesaran limpa, Hb < 12 g/dl. Subyek penelitian dibedakan atas 3 (tiga) kelompok yakni, kelompok perlakuan 1 (standar) yang diberi Zn saja, kelompok perlakuan II yang diberi Zn + Fe secara bersama-sama, dan kelompok perlakuann III yang diberi Zn + Fe secara berselang¬seling, masing-masing kelompok sebanyak 10 orang. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik keluarga (pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan jumlah anggota keluarga), riwayat kejadian penyakit penyerta lain, nafsu makan subyek penelitian, kadar Fib (dengan metode cyanmethaemoglobin), pola makan. Konsumsi zat gizi (energi, protein, zat besi, vitamin C dengan pendekatan DKBM). Tinggi badan dan berat badan . Hasil yang diperoleh ada perbedaan yang sangat bermakna kadar Hb pre test dan post test pada masing-masingkelompok yaitu, kelompok I (standar)yang diberi suplemen Zn saja, kelompok II yang diberi suplemen Zn+Fe secara bersama-sama, dan kelompok III yang diberi suplemen Zn+Fe secara berselang-seling didapatkan pada semua kelompok masing-masing dengan p= 0,000 (p<0,05). Selisih rata-rata pengukuran kadar Hb meningkat dari kelompok I (standar) yang diberi suplemen Zn saja sebesar 2,7110 ± 1,1943 g/dl ke kelompok II yang diberi suplemen Zn + Fe secara bersama-sama sebesar 3,8930 + 1,6163 g/dl, dan tertinggi pada kelompok III yang diberi Zn + Fe secara berselang-seling sebesar 4,5900 ± 1,8549 g/dl. Perbedaan pengukuran kadar 1-lb post test dengan uji sampel bebas di antara kelompok I ( standar ) dan kedua perlakuan ( kelompok II dan kelompok III ) menunjukkan ada perbedaan yang bermakna. Kelompok yang menunjukkan ada perbedaan yang bermakna terhadap pengukuran kadar Hb adalah kelompokl ( standar ) yang diberi Zn saja dengan kelompok III yang diberi Zn + Fe secara berselang¬seling nilai p= 0,002 ( p<0,05 ). Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan pada semua kelompok (kontrol maupun perlakuan) umumnya menunjukkan ada perbedaan yang sangat bermakna (p < 0,05) sebelum dan sesudah perlakuan. Kenaikan selisih rata-rata penguku5ran Berat Badan tertinggi dijumpai pada kelompok III sebesar 1,0500 + 0,8317 g dan terendah dijumpai pada kelompok I (standar) sebesar 0,6000 ± 0,3162 g. Kenaikan selisih rata-rata pengukuran Tinggi Badan tertinggi dijumpai pada kelompok III sebesar 1, 1000 + 0,8000 cm dan terendah dijumpai pada kelompok I (standar) sebesar 0,5000 ± 0,7630 cm. Perbedaan pengukuran rata-rata konsumsi zat gizi energi, protein, zat besi, dan vitamin C di antara kelompok kontrol dan kedua kelompok perlakuan menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna nilai p > 0,05. Selisih rata-rata energi dan protein pre test dan post test pada semua kelompok menunjukkan ada perbedaan yang bennakna sebelum dan sesudah perlakuan (p < 0,05 ). Selisih rata-rata Fe dan vitamin C pre test dan post test pada kelompok 1 (standar) yang diberi suplemen Zn saja dan kelompok II yang diberi suplemen Zn + Fe secara bersama-sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang bennakna sebelum dan sesudah perlakuan ( p > 0,05 ). Rata-rata protein hewani yang dikonsumsi subyek penelitian pada semua kelompok masih sangat rendah yaitu, berada di bawah angka kecukupan protein hewani yang dianjurkan (< 60 % AKG protein hewani ). Terjadi peningkatan nafsu makan subyek penelitian pada semua kelompok ( kontrol maupun perlakuan ) yakni, terjadi kenaikan nafsu makan sebesar 46,6 % dari total subyek penelitian yang memiliki nafsu makan kurang / tidak baik menjadi baik. Pemberian suplemen seng ( Zn ) saja, seng ( Zn ) + zat besi ( Fe ) secara bersama-sama atau berselang-seling (interval waktu) dapat menurunkan angka kejadian penyakit sebesar 66,7 %, dan 100 % menghilangkan pembesaran limpa pada anak-anak SD yang anemia di daerah endemis malaria. Mengingat cukup banyaknya sisi positif dari penelitian ini, maka perlu dikaji kemungkinan perlunya suatu program pemberian suplemen Zn dan Fe pada anak sekolah dasar yang mengalami anemia di daerah endemis malaria. |
---|