ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PROTEIN A SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI DARI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KASUS MASTITIS SAPI PERAH

Mastitis adalah keradangan pada ambing dan umumnya berdampak paling jelek pada peternakan sapi perah yang terkait dengan masalah ekonomi dan produktivitas ternak. Penyakit tersebut tidak dapat diberantas tetapi dapat diturunkan angka kejadiannya dengan manajemen yang balk pada peternakan sapi perah...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Mustofa Helmi Effendi, Drh., DTAPH., Kuntaman, Dr., dr., M.S., SpMK., A.T. Soelih Estoepangestie, NIDN0015095601
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA 2005
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/42764/1/gdlhub-gdl-res-2008-effendimus-6562-lp06_08abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/42764/13/gdlhub-gdl-res-2008-effendimus-6562-lp06_08-min.pdf
http://repository.unair.ac.id/42764/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
id id-langga.42764
record_format dspace
spelling id-langga.427642017-06-15T22:25:44Z http://repository.unair.ac.id/42764/ ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PROTEIN A SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI DARI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KASUS MASTITIS SAPI PERAH Mustofa Helmi Effendi, Drh., DTAPH. Kuntaman, Dr., dr., M.S., SpMK. A.T. Soelih Estoepangestie, NIDN0015095601 HV4905-4959 Animal experimentation. Anti-vivisection SF191-275 Cattle SF951-997.5 Diseases of special classes of animals Mastitis adalah keradangan pada ambing dan umumnya berdampak paling jelek pada peternakan sapi perah yang terkait dengan masalah ekonomi dan produktivitas ternak. Penyakit tersebut tidak dapat diberantas tetapi dapat diturunkan angka kejadiannya dengan manajemen yang balk pada peternakan sapi perah tersebut. Mastitis menyebabkan kerugian ekonomi pada petani dengan beberapa jalan; hasii susu yang menurun, kualitas susu menjadi jelek atau terkontaminasi dengan anibiotika yang mengakibatkan produknya tidak dapat dijual, adanya biaya pengobatan, tingginya angka pengafkiran dan kadang-kadang mengakibatkan kematian. Susu yang diproses dalam industri juga merugi disebabkan oleh masalah kandungan antibiotika dalam susu yang dapat menurunkan kandungan kimiawi susu dan kualitas susu dari sapi perah penderita mastitis. Pemahaman tentang epidemiologi dari Staphylococcus aureus yang meliputi sumber penularan, alur penularan dan faktor resiko menghasilkan sistem pengendalian mastitis yang balk dengan agen penyakit Staphylococcus aureus di beberapa peternakan. Hal panting dari pengendalian Staphylococcus aureus adalah menyadari bahwa bakteri ini ditularkan dari sapi ke sapi selama proses pemerahan. Langkah higienis selama waktu pemerahan menurunkan perpindahan bakteri dari sapi ke sapi yang berdampak penurunan intramammary infection (IMI) yang baru. Tetapi hanya dengan sistem higienis pemerahan saja tidak cukup baik untuk pengendalian penyakit ini. Dengan tambahan pengobatan pada waktu kering dan khususnya pengafkiran bagi yang terinfeksi kronis diperlukan untuk menurunkan IMI oleh Staphylococcus aureus. Pengetahuan yang detail tentang bakteri Staphylococcus aureus akan memperoleh gambaran bahwa pemberantasan pada scat ini masih belum memungkinkan, khususnya adanya Staphylococcus aureus yang memproduksi beberapa faktor virulensi. Jadi investigasi dalam tingkat biologi molekuler harus dilakukan untuk pemecahan masalah mastitis. Pada penelitian ini digunakan 98 sampel sapi perah yang diambil susunya untuk diperiksa angka prevalensi mastitis pada Peternakan Nongkojajar. Dari sampel susu mastitis dilakukan identifikasi bakteri Staphylococcus aureus yang meliputi bentuk mikroskopis kokus bergerombol, sifat hemotisis tipe (3, katalase (+), koagulase (+) dan Gram (+). Karakterisasi biologi molekuler Staphylococcus aureus dengan mempergunakan pendekatan gen penyandi protein A dengan metode PCR, ekspresi gen protein A dengan metode SDS-PAGE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data prevalensi mastitis sapi perah dari peternakan sapi perah Nongkojajar dengan angka prevalensi 82,7%. Dengan pendekatan genotipik memakai bobot molekul gen penyandi protein A didapatkan gen penyandi dengan BM 110 bp. Hasil ekspresi dari gen penyandi protein A ditemukan dengan BM 55 kD. UNIVERSITAS AIRLANGGA 2005 Other NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/42764/1/gdlhub-gdl-res-2008-effendimus-6562-lp06_08abstrak.pdf text id http://repository.unair.ac.id/42764/13/gdlhub-gdl-res-2008-effendimus-6562-lp06_08-min.pdf Mustofa Helmi Effendi, Drh., DTAPH. and Kuntaman, Dr., dr., M.S., SpMK. and A.T. Soelih Estoepangestie, NIDN0015095601 (2005) ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PROTEIN A SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI DARI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KASUS MASTITIS SAPI PERAH. UNIVERSITAS AIRLANGGA, Surabaya. (Unpublished) http://lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
Indonesian
topic HV4905-4959 Animal experimentation. Anti-vivisection
SF191-275 Cattle
SF951-997.5 Diseases of special classes of animals
spellingShingle HV4905-4959 Animal experimentation. Anti-vivisection
SF191-275 Cattle
SF951-997.5 Diseases of special classes of animals
Mustofa Helmi Effendi, Drh., DTAPH.
Kuntaman, Dr., dr., M.S., SpMK.
A.T. Soelih Estoepangestie, NIDN0015095601
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PROTEIN A SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI DARI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KASUS MASTITIS SAPI PERAH
description Mastitis adalah keradangan pada ambing dan umumnya berdampak paling jelek pada peternakan sapi perah yang terkait dengan masalah ekonomi dan produktivitas ternak. Penyakit tersebut tidak dapat diberantas tetapi dapat diturunkan angka kejadiannya dengan manajemen yang balk pada peternakan sapi perah tersebut. Mastitis menyebabkan kerugian ekonomi pada petani dengan beberapa jalan; hasii susu yang menurun, kualitas susu menjadi jelek atau terkontaminasi dengan anibiotika yang mengakibatkan produknya tidak dapat dijual, adanya biaya pengobatan, tingginya angka pengafkiran dan kadang-kadang mengakibatkan kematian. Susu yang diproses dalam industri juga merugi disebabkan oleh masalah kandungan antibiotika dalam susu yang dapat menurunkan kandungan kimiawi susu dan kualitas susu dari sapi perah penderita mastitis. Pemahaman tentang epidemiologi dari Staphylococcus aureus yang meliputi sumber penularan, alur penularan dan faktor resiko menghasilkan sistem pengendalian mastitis yang balk dengan agen penyakit Staphylococcus aureus di beberapa peternakan. Hal panting dari pengendalian Staphylococcus aureus adalah menyadari bahwa bakteri ini ditularkan dari sapi ke sapi selama proses pemerahan. Langkah higienis selama waktu pemerahan menurunkan perpindahan bakteri dari sapi ke sapi yang berdampak penurunan intramammary infection (IMI) yang baru. Tetapi hanya dengan sistem higienis pemerahan saja tidak cukup baik untuk pengendalian penyakit ini. Dengan tambahan pengobatan pada waktu kering dan khususnya pengafkiran bagi yang terinfeksi kronis diperlukan untuk menurunkan IMI oleh Staphylococcus aureus. Pengetahuan yang detail tentang bakteri Staphylococcus aureus akan memperoleh gambaran bahwa pemberantasan pada scat ini masih belum memungkinkan, khususnya adanya Staphylococcus aureus yang memproduksi beberapa faktor virulensi. Jadi investigasi dalam tingkat biologi molekuler harus dilakukan untuk pemecahan masalah mastitis. Pada penelitian ini digunakan 98 sampel sapi perah yang diambil susunya untuk diperiksa angka prevalensi mastitis pada Peternakan Nongkojajar. Dari sampel susu mastitis dilakukan identifikasi bakteri Staphylococcus aureus yang meliputi bentuk mikroskopis kokus bergerombol, sifat hemotisis tipe (3, katalase (+), koagulase (+) dan Gram (+). Karakterisasi biologi molekuler Staphylococcus aureus dengan mempergunakan pendekatan gen penyandi protein A dengan metode PCR, ekspresi gen protein A dengan metode SDS-PAGE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data prevalensi mastitis sapi perah dari peternakan sapi perah Nongkojajar dengan angka prevalensi 82,7%. Dengan pendekatan genotipik memakai bobot molekul gen penyandi protein A didapatkan gen penyandi dengan BM 110 bp. Hasil ekspresi dari gen penyandi protein A ditemukan dengan BM 55 kD.
format Other
NonPeerReviewed
author Mustofa Helmi Effendi, Drh., DTAPH.
Kuntaman, Dr., dr., M.S., SpMK.
A.T. Soelih Estoepangestie, NIDN0015095601
author_facet Mustofa Helmi Effendi, Drh., DTAPH.
Kuntaman, Dr., dr., M.S., SpMK.
A.T. Soelih Estoepangestie, NIDN0015095601
author_sort Mustofa Helmi Effendi, Drh., DTAPH.
title ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PROTEIN A SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI DARI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KASUS MASTITIS SAPI PERAH
title_short ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PROTEIN A SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI DARI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KASUS MASTITIS SAPI PERAH
title_full ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PROTEIN A SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI DARI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KASUS MASTITIS SAPI PERAH
title_fullStr ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PROTEIN A SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI DARI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KASUS MASTITIS SAPI PERAH
title_full_unstemmed ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PROTEIN A SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI DARI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KASUS MASTITIS SAPI PERAH
title_sort isolasi dan identifikasi gen penyandi protein a sebagai faktor virulensi dari staphylococcus aureus pada kasus mastitis sapi perah
publisher UNIVERSITAS AIRLANGGA
publishDate 2005
url http://repository.unair.ac.id/42764/1/gdlhub-gdl-res-2008-effendimus-6562-lp06_08abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/42764/13/gdlhub-gdl-res-2008-effendimus-6562-lp06_08-min.pdf
http://repository.unair.ac.id/42764/
http://lib.unair.ac.id
_version_ 1681145136256385024