NANOPARTIKEL CHITOSAN - FRAKSI DITERPEN LAKTON HERBA SAMBILOTO YANG DIBUAT DENGAN METODE SPRAY DRYING
Nanopartikel sebagai suatu sistem penghantaran obat merupakan koloid padat berukuran 1 sampai 1000 nm (< 1 &#956;m) yang terdiri dari bahan makromolekular dan dapat digunakan dalam pengobatan misalkan ajuvan vaksin atau pembawa obat. Nanopartikel mempunyai stabilitas yang tinggi, k...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
FARMASI UNAIR
2013
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/44407/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/44407/2/Binder1.pdf http://repository.unair.ac.id/44407/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Nanopartikel sebagai suatu sistem penghantaran obat merupakan koloid padat berukuran 1 sampai 1000 nm (< 1 &#956;m) yang terdiri dari bahan makromolekular dan dapat digunakan dalam pengobatan misalkan ajuvan vaksin atau pembawa obat. Nanopartikel mempunyai stabilitas yang tinggi, kapasitas sebagai pembawa yang baik Karena ukurannya yang kecil, memungkinkan bahan obat menembus barier biologis. Chitosan, sebagai pembawa obat dalam sistem nanopartikel mempunyai keuntungan karena bersifat biodegradable, biokompatibel, mukoadesif. Nanopartikel chitosan dapat dibentuk dengan menggunakan polianion yang mempunyai berat molekul rendah sebagai penyambung silang ionik. Metode pembuatan nanopartikel dengan sembur kering (spray drying) mempunyai kelebihan prosesnya sederhana, menghasilkan partikel yang sferis dan mengalir bebas.(Aghnihotri, 2004, Leon, 2005, Liu, 2008) Andrographis paniculata Nees (sambiloto) merupakan tanaman obat dengan kandungan utama senyawa diterpen lakton yaitu andrografolida Pada penelitian uji antimalarial, fraksi diterpen lakton diketahui mempunyai aktivitas antimalaria terhadap parasit Plasmodium berghei secara in vivo. Pada uji aktivitas granul fraksi diterpen lakton memerlukan frekuensi dosis yang lebih tinggi dibandingkan substansi fraksi diterpen lakton. (Widyawaruyanti, 2001, Widyawaruyanti, 2003). Pada penelitian ini dibuat nanopartikel dengan bahan alam sebagai bahan aktif yaitu fraksi diterpen lakton dari sambiloto (Andrographis paniculata Nees) maupun polimer pembawa yaitu chitosan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula dan cara pembuatan sehingga dapat diperoleh nanopartikel fraksi diterpen lakton � chitosan dengan ukuran < 1000 nm, berbentuk sferis dengan kandungan obat yang tinggi serta menentukan aktivitas antimalaria dari nanopartikel yang dihasilkan. Pembuatan nanopartikel fraksi diterpen lakton � chitosan dilakukan dengan metode gelasi ionik dengan tripolifosfat sebagai penyambung silang, selanjutnya dikeringkan dengan pengeringan sembur. Nanopartikel yang dihasilkan dievaluasi ukuran dan morfology serta kadar fraksi diterpen lakton dalam nanopartikel untuk mengetahui efisiensi penjebakan Dari hasil penelitian di tahun pertama, telah diperoleh komposisi dari formula serta kondisi pengeringan yang dapat menghasilkan partikel nano dengan ukuran antara 350 nm � 900 nm, meskipun terdapat partikel dengan ukuran diatas 1000 nm. Partikel yang dihasilkan mempunyai bentukan sferis dan efisiensi penjebakan 34-37%. Pada tahun kedua dilakukan optimasi pembuatan nanopartikel dan uji aktivitas anti malaria dari nanopartikel fraksi diterpen lakton � chitosan. Dari hasil beberapa kali pembuatan partikel fraksi diterpen lakton-chitosan diketahui bahwa rata-rata efisiensi penjebakan 30,35%. Sedangkan uji aktivitas antimalaria sedang dalam tahap persiapan hewan coba sampai memenuhi kriteria usia dan berat badan yaitu usia 2 bulan dengan berat 20-25 gram. |
---|