AKTIVITAS BER-SMARTPHONE MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA DI KOTA SURABAYA

Industri ponsel/telepon seluler melesat cepat berinovasi dengan memproduksi smartphone sehingga penggunaan smartphone oleh masyarakat (termasuk mahasiswa) meningkat. Ketika masyarakat menggunakan smartphone secara berlebihan, berakibat terhadap meningkatnya kasus nomophobia. Kondisi nomophobia in...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Bugi Kenoh Mulyar, 071211732030
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/45181/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/45181/2/FIS.ANT.40-16%20Mul%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/45181/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Industri ponsel/telepon seluler melesat cepat berinovasi dengan memproduksi smartphone sehingga penggunaan smartphone oleh masyarakat (termasuk mahasiswa) meningkat. Ketika masyarakat menggunakan smartphone secara berlebihan, berakibat terhadap meningkatnya kasus nomophobia. Kondisi nomophobia ini menarik peneliti untuk mengkaji secara lebih mendalam, dengan rumusan masalah bagaimana aktivitas mahasiswa FISIP Unair ketika menggunakan smartphone dan bagaimana respons lingkungan dan strategi adaptasi mahasiswa dalam mengatasi nomophobia. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, observasi partisipasi dan wawancara mendalam dengan pedoman wawancara kepada 14 informan mahasiswa dari 7 program studi FISIP Universitas Airlangga. Penelitian ini dianalisis secara kualitatif dengan Teori Belajar Koentjaraningrat dan Dinamika Adaptif John W. Bennet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa FISIP Unair memiliki aktivitas bersmartphone secara berulang-ulang, yaitu mengecek smartphone tiap ada notifikasi/pemberitahuan meskipun mereka melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa merasa cemas, kurang nyaman, takut ketika mereka tidak mengakses smartphone (nomophobia). Adapun respon dari lingkungan berupa teguran orangtua atau kerabat dan sanksi sosial dengan “dibicarakan” dalam keluarga atau kerabat. Respon yang lain berupa teguran teman dan sanksi sosial “dibicarakan” dalam lingkungan pertemanan. Strategi adaptasi mahasiswa untuk mengatasi nomophobia adalah dengan mengingat dan mematuhi teguran, mematikan smartphone, melakukan puasa smartphone, membaca buku dan diskusi terkait perkuliahan, serta memanfaatkan fitur dan aplikasi pada smartphone untuk belajar.