STUDl TENTANG MODEL PELAKSANAAN KEBIJAKAN KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA SURABAYA

ABSTRAKSI Bangunan bersejarah / benda cagar budaya saja harus dilindungi, tetapi juga harus diupayakan pelestariannya. Di kota besar seperti Surabaya diakui/tidak keberadaan bangunan bersejarah sering berada pada posisi rawan perubahan bahkan rawan gusur karena kurangnya pemahaman investor dan masy...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Rr. SHINTA KURNIAWATI, 07961S029
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2004
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/45758/7/AN%2002-05%20Kur%20s.pdf
http://repository.unair.ac.id/45758/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:ABSTRAKSI Bangunan bersejarah / benda cagar budaya saja harus dilindungi, tetapi juga harus diupayakan pelestariannya. Di kota besar seperti Surabaya diakui/tidak keberadaan bangunan bersejarah sering berada pada posisi rawan perubahan bahkan rawan gusur karena kurangnya pemahaman investor dan masyarakat akan arti pentingnya bangunan bersejarah tersebut. Dalam kaitan itu maka pemerintah kota melakukan pelestarian/konservasi terhadap bangunan bersejarah dengan menetapkan sejumlah bangunan dan kawasan sebagai benda eagar alam budaya (SK Walikota) namun dalam perkembangannya sangat memprihatinkan karena temyata beberapa diantaranya sudah berubah dari aslinya dan banyak bangunan bersejarah yang dirobohkan diganti dengan bangunan bam. Oleh karena itu dalam penelitian ini penelitian ingin mengetahui lebih jauh mengenai bagaimana model pelaksanaan kebijakan konservasi yang dilakukan pemerintah kota terhadap bangunan bersejarah yang ada di kota Surabaya dan berharap peneliti dapat memberikan gambaran yang jelas dan rinei mengenai model pelaksanaan kebijakan konservasi bangunan yang jelas dan rinei mengenai model pelaksanaan kebijakan konservasi bangunan bersejarah di kota Surabaya. Dalam penelitian ini penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi partisipasi pasif wawaneara dan penggunaan dokumen resmi internal dan eksternal. Sumber data diperoleh dari pada informan yang terlibat dalam kegiatantersebut yaitu para birokrat yang terlibat dalam pelaksanaan konservasi, para investor dan masyarakat sebagai pemilik bangunan bersejarahlbenda eagar budaya. Sedangkan solusi penelitian dilakukan di Surabaya sebagai lokasi yang secara purposive dianggap mewakili. Agar penelitian dapat ditanggungjawabkan secara praktis dan teoritis, maka dilakukan pemeriksaan keabsahan data dengan eara meneiptakan raport dan melakukan triangulasi dengan sumber. Berdasarkan temuan data di lapangan dilakukan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kebijakan konservasi bangunan bersejarah telah dilaksanakan oleh pemerintah kota dengan baik, walaupun terkadang masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya, namun itu tidak mempengaruhi pelaksanaan kebijakan yang dilakukan pemerintah kota. Hal ini dapat diketahui dari model pelaksanaan kebijakan konservasi bangunan bersejarah yang selama ini telah dilakukan pemerintah kota, yaitu dimana tingkat pengendalian kebijakan sebagai proses dari pelaksanaan konservasi, terdiri dari : 1) tingkat kesukaran teknis, 2) tingkat keragaman perilaku investor dan birokrat, 3) kesediaan pemilik gedung, 4) motivasi konservasi sedangkan tingkat kemampuan kebijakan untuk menstruktur proses implementasi sebagai input terdiri dari : 1) tingkat kejelasan dan konsisten tujuan, 2) dukungan teknologi, 3) dukungan sumber dana, 4) tingkat koordinasi instansi, 5) peraturanlperundang-undangan yang berlaku, dan sebagai output dari kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu konservasilpelestarian terhadap bangunan bersejarah yang ada di kota Surabaya. Dari proses, input dan output kebijakan yang telah dihasilkan oleh pemerintah kota kita dapat melihat kondisi dari bangunan bersejarah yang ada pada saat ini yang mana kondisi sosial, ekonomi, teknologi, dukungan masyarakat dan dukungan swasta sebagai lingkungan yang juga ikut menentukan dalam pelaksanaan konservasL