Pengaruh Tingkat Pengetabuan. Konsumen Mengenai . Diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Konsumen No.8 Tabuo 1999 Terbadap Tingkat Kepuasan Konsumen Pengguna Kariu Kredit Mastercard/Visa di Gelael Supermarket Surabaya

Globalisasi dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang JanJatau jasa yang dapat dikonsumsi. Kondisl yang demikian pada satu pihak mempunyai nanfaat bagi konsumen, karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang iiinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sandoz IRR Siregar, 119610162
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2002
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/46014/1/034-A-02.sir%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/46014/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Globalisasi dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang JanJatau jasa yang dapat dikonsumsi. Kondisl yang demikian pada satu pihak mempunyai nanfaat bagi konsumen, karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang iiinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka enis dan kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan ~onsumen. Di sisi lain, kondisi dan fenomena tersebut dapat mengakibatkan kedudukan 1elaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi ,lang lemah. Faktor utama yang menjadi kelemahan adalah tingkat kesadaran konsumen lkan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat Jengetahuan konsumen mengenai diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. g Tahun 1999 yang mengatur tentang hak dan kepentingan konsumen. Dan sudut perlindungan konsumen, penggunaan. teknologi perbankan tidak cukup hanya menawarkan berbagai kemudahan dan fasilitas kepada konsumen. Pemanfaatannya harus diikuti pula dan segi keamanan bagi konsumen. Praktek perbankan di Indonesia mengindikasikan bahwa yang paling banyak dirugikan adalah konsumen. Penyampaian IOformasi produk perbankan yang seharusnya disampaikan secara profesional belum jilakukan. Artinya, bank hanya menginformasikan keunggulan/kekhasan produknya saja lanpa menjelaskan sistem keamanan penggunaan produk yang ditawarkan. Melihat hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan konsumen mengenai diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Konsumen NO.8 Tahun 1999 terhadap tingkat kepuasan konsumen pengguna kartu kredit \1astercard/V i sa. Subyek penelitian adalah sejumlah 40 orang yang di pilih seC8ra acak dari scluruh daftar customer yang berbelanja dengan menggunakan kartu kredit Mastercard/Visa selama bulan Desember 2001 di Gelael Supermarket. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS dengan program analisis regresi dimana korelasi yang terjadi F=44.138 dengan p=O.OO, maka hipotesa keTja yang menyebutkan ada pengaruh antara tingkat pengetahuall konsumen mengenal diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Konsumen NO.8 Tahun 1999 terhadap tingkat kepuasan konsumen pengguna kartu kredit Mastercard/Visa di Gelael Supermarket Surabaya diterima. Koefisien determinan R2=O.537, berarti variabel tingkat pengetahuan konsumen mengenai diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 menyumbang sejumlah 53.7% terhadap tingkat kepuasan konsumen pengguna kartu kredit Mastercard/Visa di Gelael Supermarket Surabaya. Berdasarkan perbandingan bobot prediktor maka terdapat hubungan yang arahnya positif pada prediktor terhadap knterium, artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan konsumen mengenai diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. g Tahun 1999, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan konsumen pengguna kartu kredit Mastercard/Visa di Gelael Supermarket Surabaya.