FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDER PADA DOKTER GIGI DI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA

Gangguan muskuloskeletal dapat terjadi pada praktisi kesehatan yang diakibatkan karena posisi tubuh sewaktu bekerja kurang ergonomis dalam waktu yang lama serta berulang-ulang. Di antara praktisi kesehatan yang rentan dalam menghadapi adanya ancaman gangguan muskuloskeletal adalah dokter gigi. T...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: HESTI FAHRUNISA, 101211133079
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/46041/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/46041/13/FKM.%20296-16%20Fah%20f.pdf
http://repository.unair.ac.id/46041/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Gangguan muskuloskeletal dapat terjadi pada praktisi kesehatan yang diakibatkan karena posisi tubuh sewaktu bekerja kurang ergonomis dalam waktu yang lama serta berulang-ulang. Di antara praktisi kesehatan yang rentan dalam menghadapi adanya ancaman gangguan muskuloskeletal adalah dokter gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari faktor yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal pada dokter gigi di Rumah Sakit Jemursari Surabaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancang bangun cross sectional. Peneliti mengambil seluruh jumlah populasi untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan data primer menggunakan media observasi dan kuisioner. Variabel yang akan diteliti adalah keluhan muskuloskeletal, fakor pekerja meliputi sikap kerja dan waktu kerja. Faktor kombinasi yang terdiri dari umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok serta ukuran tubuh. Untuk menganalisis data penelitian menggunakan tabulasi silang, sedangkan untuk mengetahui kuat hubungan antar variabel dengan keluhan muskuloskeletal menggunakan uji koefisien kontigensi. Berdasarkan penilaian sikap kerja dengan metode perhitungan RULA,80% respondenmemiliki kategori resiko tinggi.Sedangkan dengan metode perhitungan REBA 80% responden memiliki kategori resiko sedang dengan waktu kerja sebagian besar responden hingga 5 jam per hari. Untuk faktor kombinasi menunjukkan 60% responden berusia ≥ 40 tahun dan sebagian besar berjenis kelamin perempuan dan 20% responden mempunyai indeks masa tubuh ≥ 30 dan 60% responden mengalamai tingkat keluhan muskuloskeltal sedang. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian adalah adanya hubungan antara umur, waktu kerja, tingkat resiko RULA dengan keluhan muskuloskeletal (kuat hubungan sedang), adanya hubungan jenis kelamin, ukuran tubuh (status gizi), tingkat resiko REBA dengan keluhan muskuloskeletal (kuat hubungan lemah) dan tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan muskuloskeletal.