HUBUNGAN KONSUMSI AIR MINUM DENGAN KELUHAN SUBJEKTIF AKIBAT TEKANAN PANAS PADA PEKERJA PANDAI BESI DI DESA BANTARAN KECAMATAN BANTARAN KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR
tempat kerja. Tekanan panas yang melebih nilai ambang batas dapat menimbulkan berbagai keluhan kesehatan akibat tekanan panas (heat strain). Heat strain dapat dicegah dengan mengkonsumsi air putih dengan jumlah yang adekuat, yaitu 250 ml setiap 30 menit. Penelitian ini merupakan penelitian obser...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/46274/13/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/46274/14/FKM.%20322-16%20Hid%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/46274/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | tempat kerja. Tekanan panas yang melebih nilai ambang batas dapat menimbulkan
berbagai keluhan kesehatan akibat tekanan panas (heat strain). Heat strain dapat
dicegah dengan mengkonsumsi air putih dengan jumlah yang adekuat, yaitu 250
ml setiap 30 menit.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun
cross sectional. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah 16 pekerja pandai
besi di Desa Bantaran, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo. Data terkait
pengaturan waktu kerja setiap jam dan keluhan subjektif didapatkan dengan
menggunakan lembar kuesioner. Tekanan panas diukur dengan menggunakan
Heat Stress Apparatus Quest Temp 36 sedangkan data terkait beban kerja dan
konsumsi air minum didapatkan dengan menggunakan lembar pengamatan.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah konsumsi air minum sebagai
variabel independen dan keluhan subjektif akibat panas sebagai variabel
dependen.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden (68,8%) bekerja
dengan pengaturan waktu kerja sebesar 75%-100%. Sebagian besar responden
(87,5%) bekerja dengan tekanan panas yang melebihi nilai ambang batas. Selain
itu, sebagian besar responden (75,0%) mengkonsumsi air minum dengan jumlah
kurang dari anjuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,3% dari jumlah
responden memiliki frekuensi minum lebih dari atau sama dengan 16 kali/hari.
Seluruh responden mengkonsumsi air putih pada saat bekerja dan lokasi air
minum terjangkau oleh responden. Keluhan yang selalu dirasakan adalah keringat
berlebih dan sebagian besar responden (87,5%) merasakan cepat haus. Hasil uji
korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan antara kuantitas air minum
dengan keluhan subjektif akibat tekanan panas (p=0,011, r= -0,615). Selain itu,
terdapat hubungan antara frekuensi minum dengan keluhan akibat subjektif akibat
tekanan panas (p=0,043, r= -0,512).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara konsumsi
air minum dengan keluhan subjektif akibat tekanan panas, terutama kuantitas air
minum dan frekuensi minum. Oleh karena itu, disarankan kepada pekerja pandai
besi di Desa Bantaran, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo untuk
mengkonsumsi air minum dengan jumlah 250 ml setiap 30 menit selama bekerja. |
---|