STUDI SILVIKULTUR RUTAN BAMBU WATU LUMPANG PROBOLINGGO
Penelitian tentang studi silvikultw' bUlan bambu dilaksanakan di areal bambu bUlan Sukapura Probolinggo dan bertujuan untuk mcngetahui sistem silvikultur butan bambu Watu Lumpang ditinjau dati tanah dan kontumya, faldoc lingkungan, kondisi vegetasi serta jumlah pennudaan dan kerusakannya. Peng...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
2000
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/47016/1/KK%20MPB%2044-00%20Dew%20s.pdf http://repository.unair.ac.id/47016/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Penelitian tentang studi silvikultw' bUlan bambu dilaksanakan di areal bambu bUlan Sukapura Probolinggo dan bertujuan untuk mcngetahui sistem silvikultur butan bambu Watu Lumpang ditinjau dati tanah dan kontumya, faldoc lingkungan, kondisi vegetasi serta jumlah pennudaan dan kerusakannya.
Pengambilan data diJakukan dengan menggunakan tip metode, yaitu :
(I) metode quisioner untuk mengetahui sejarah dan ni1ai penting areal bambu basi masyarak:8t. (2) metode observasi untuk mengetahui faktor-faktor klimatik dan edafik Jinglamgan secara umlDlL (3) Teknik Analisis Vegetasi untuk mengetahui st:ruktur komunitas meliputi ftekuensi, kerapatan, dominansi dan N"dai Penting dati masing-masing spesies bambu terhadap linglrnngao dan komunitasnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tip jenis bambu yaitu
Dendrocalamus asper, Gigantochloa atter ~ Gigantochloa opus. DendrocaJamus asper mendomiaasi stasiun I dimana terdapat mata air sumber biting dengan NP 263,3, sedangkan stasiun n didominasi oleb bambu tali (Gigantochloa opus) dengan NP 267,9. RumpuIHUIDpUIl bambu tcnebut tumbuh dengah baik pada lokasi penelitian yang bergelombang dengan sudut kemiringan yang bervariasi, berkisar antara 450 -820 dan keberadaannya menimbulkan suatu iklim yang berbeda dengan lingkungan luamya. Kondisi wgctasi masih dapat dikatakan baik walaupun hampir seluruh mmpun telab terdapat kerusakan, baik yang terjadi secara aJami karena faktor ketuaan ataupun karcDa pencbangan. Namun jumlah pem1udaannya jauh Icbih kecil dati kcrusakan yang ada dcngan perbandingan 6,68% dan 26,9% pada D. asper, 1,3% dan 57,29% pada G. alter dan 11,5% dan 31,5% pada G. opus. Pada kenyataaonya tidak ada sistem pengelolaan khusus yang diIakukan olcb pihak Perhutani pada vagctasi bambu di lokasi penelitian. Areal bambu sangat berarti bagi masyarakat dan kclestariannya terus-mcnerus diupayakan untuk menjaga mata air sumber biting |
---|