KEBIJAKAN LUAR NEGERI RUSIA TERHADAP PERlUASAN NATO PUTARAN KEDUA (1997-2002)

Meskipun perang dingin telah berakhir, hubungan NATO-Rusia masih diwarnai pola-pola permusuhan dan kecurigaan. Ketakutan akan bangkitnya ekspansionisme Rusia dan menciptakan kestabilan ekonomi, politik dan militer di Eropa maka pada 1993-1997 NATO melakukan proses perluasan keanggotaan putaran perta...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RENYTA PURWANINGRUM, 07911.145
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2004
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/47796/1/KK%20FIS%20HI%2021-04%20PUR%20K.pdf
http://repository.unair.ac.id/47796/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Meskipun perang dingin telah berakhir, hubungan NATO-Rusia masih diwarnai pola-pola permusuhan dan kecurigaan. Ketakutan akan bangkitnya ekspansionisme Rusia dan menciptakan kestabilan ekonomi, politik dan militer di Eropa maka pada 1993-1997 NATO melakukan proses perluasan keanggotaan putaran pertama. Kemudian pada 1999-2002 dilanjutkan dengan putaran lanjutan dengan merangkul Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Rumania, Slovakia, dan Slovenia dalam keanggotaan NATO. Sejak NATO merencanakan menggelar perluasan NATO putaran pertama hingga melaksanakan perluasan lanjutan Rusia menentang proses tersebut khusunya keanggotaan tiga negara Baltik dengan dalih perluasan NATO putaran kedua ditujukan untuk mengancam kepentingan Rusia dan mengalienasi Rusia. Tetapi berangsur-angsur Rusia memperlunak oposisinya terhadap perluasan NATO putaran kedua. Perubahan reaksi Rusia terhadap perluasan NATO putaran kedua dipengaruhi oleh situasi eksternal dan kondisi internal Rusia. Oposisi Rusia dipengaruhi oleh transformasi NATO yang tertuang dalam konsep strategis barn NATO, serangan NATO ke Kosovo pada Maret 1999, hilangnya pengaruh Rusia di tiga negara Baltik, dan terkepungnya distrik militer Rusia di Kaliningrad oleh kekuatan NATO. Performa ekonomi yang buruk akibat krisis 1998 dan besarnya hutang luar negeri menuntut Rusia untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi perbaikan perekonomian. Langkah penyelesaian yang diambil Rusia adalah menyelamatkan akses ekspor energi Rusia, akselerasi keanggotaan Rusia dalam WTO dan mengusahakan restrukturisasi hutang. Serangan Rusia kepada separatisme Chcechnya mendutangkan kecaman dari Barat dan NATO. Dalam menyelesaikan semua masalah diatas Rusia melihat peran negaranegara Eropa Barat dan Amerika Serikat sangat penting. Rusia hams mempertahankan hubungan baik dengan NATO yang merupakan klub dari negara-negara pemimpin dunia dan kunci bagi pembangunan ekonomi dan politik Rusia. Oleh karena itu Rusia mulai melunakkan oposisinya terhadap perluasan NATO putaran kedua. Kedua belah pihak juga membentuk dewan NATO-Rusia sebagai mekanisme untuk mengakomodasikan dan melindungi kepentingan Rusia dalam struktur pengambilan kebijakan NATO.