ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PADA BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK BERDASARKAN TEORI TRANSCULTURAL NURSING

Masalah balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk masih ditemukan di Surabaya khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sawah Pulo. Penyebabnya adalah pola pemberian makanan kepada anak kurang tepat. Teori transcultural nursing menjelaskan keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang nilai-nil...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: FIRDA ISNANTRI, 131211131022
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/50615/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/50615/13/50615%201.pdf
http://repository.unair.ac.id/50615/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Masalah balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk masih ditemukan di Surabaya khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sawah Pulo. Penyebabnya adalah pola pemberian makanan kepada anak kurang tepat. Teori transcultural nursing menjelaskan keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat sehingga menentukan seseorang berperilaku. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan pola pemberian makanan pada balita gizi kurang dan gizi buruk berdasarkan pendekatan teori keperawatan transkultural. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Terdapat 30 responden pada penelitian ini. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, ekonomi, nilai budaya dan gaya hidup, dukungan sosial dan keluarga, teknologi, dan pola pemberian makanan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara terstruktur yang kemudian diuji menggunakan Spearman rho Rank Test dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola pemberian makanan dengan ekonomi ( = 0,000; r = 0,727), nilai budaya dan gaya hidup ( = 0,001; r = 0,548), dan teknologi ( = 0,006; r = 0,466). Namun, pola pemberian makanan tidak terdapat hubungan dengan pengetahuan ( = 0,551), dukungan sosial dan keluarga ( = 0,071). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekonomi, nilai sosial dan budaya, dan teknologi merupakan faktor yang mempengaruhi pola pemberian makanan. Diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan upaya preventif dan promotif dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarga, sehingga jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk dapat berkurang.