ASPEK HUKUM PERJANJIAN FRANCHISING DI INDONESIA
Perjanjian franchising merupakan suatu perjanjian yang terbentuknya didasari oleh asas kebebasan berkontrak dan telah memenuhi syarat-syarat untuk sahnya perjanjian seperti dimaksud oleh pasal 1320 BW. Dari pasal ini, membuat perjanjian franchising mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi para pihakny...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
1996
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/50805/1/KK%20Per%202265-97.Ind%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/50805/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Perjanjian franchising merupakan suatu perjanjian yang terbentuknya didasari oleh asas kebebasan berkontrak dan telah memenuhi syarat-syarat untuk sahnya perjanjian seperti dimaksud oleh pasal 1320 BW. Dari pasal ini, membuat perjanjian franchising mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi para pihaknya seperti yang dimaksud oleh pasal 1138 BW. Dalam perjanjian franchising melibatkan 2 pihak secara langsung, pihak Franchisor adalah pihak yang mempunyai merek dagang asli dan pihak Franchisee adalah pihak yang mendapatkan hak langsung dari Franchisor. Kedudukan Franchisor dan Franchisee adalah sejajar, dan bukan merupakan suatu kedudukan antara majikan dan buruh. Di dalam perjanjian franchising terdapat klausula.-klausula yang penting baik bagi pihak Franchisor maupun
bagi pihak Franchisee dalam mengadakan suatu perjanjian |
---|