PERIKORONITIS SEBAGAI AKIBAT MOLAR TIGA RAHANG· BAWAH YANG IMPAKSI (Studi Pustaka)

DaTi pembahasan diatas kita bisa men gambi I kesimpulan bahwa keadaan impaksi bisa terjadi pada sernua gigi dalam rongga mulut, terutama gigi molar tiga. Karena kasus impaksi molar tiga rahang bawah mempunyai frekuensi lebih besar daripada gigi yang hiin maka perlu adanya klasifikasi untuk menentuka...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: NUR FARIDA, 029612318
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2001
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/51902/1/kk%20kg%2044.01%20Far%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/51902/
http:/lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
id id-langga.51902
record_format dspace
spelling id-langga.519022017-01-26T16:45:07Z http://repository.unair.ac.id/51902/ PERIKORONITIS SEBAGAI AKIBAT MOLAR TIGA RAHANG· BAWAH YANG IMPAKSI (Studi Pustaka) NUR FARIDA, 029612318 RK1-715 Dentistry DaTi pembahasan diatas kita bisa men gambi I kesimpulan bahwa keadaan impaksi bisa terjadi pada sernua gigi dalam rongga mulut, terutama gigi molar tiga. Karena kasus impaksi molar tiga rahang bawah mempunyai frekuensi lebih besar daripada gigi yang hiin maka perlu adanya klasifikasi untuk menentukan diagnosa dan rencana perawatan. Temyata keadaan impaksi bisa menimbulkan berbagai akibat dan komplikasi. Dari bebcrapa akibat yang ditimbulkan gigi impaksi, perikoronitis kecenderungan lebih besar menimbulkan komplikasi. Perikoronitis sendiri sering hanya dianggap sarna dengan keradangan pada gusi atau gingivitis. Tapi sebenamya keradangan yang ada bisa sampai pada jaringan periodontal atau jaringan penyangga yang lain dan sering disertai keluhan yang hebat, seperti adanya abses, trismus, limpadenopati, bengkak dan rasa sakit. Pada dasarnya perawatan perikoronitis adalah meredakan fase akut, kemudian setelah keadaan mereda kita tentukan perawatan selanjutnya. Beberapa penderita mempunyai anggapan bahwa setelah fase akut hilang, dianggap perikoronitis sudah sembuh. Keadaan sebenamya adalah terjadi fase kronis yang suatu saat bisa kambuh atau menimbulkan komplikasi. Ini terlihat dari pengamatan pada penderita yang datang di laboratoruim Ilmu Bedah Mulut FKG UNAJR peri ode 21-2-2000 sampai 2-3-2000 penderita dengan gigi impaksi sebagian pemah bengkak dan penderita beranggapan perikoronitis sembuh sendiri tanpa dibawa ke dokter gigi. Disini diperlukan peranan klinisi untuk memberi penjelasan padapenderita tentang keadaan sebenamya yang teIjadi pada giginya dan mernperingatkan akan perlunya dilakukan perawatan sarnpai tuntas. 2001 Thesis NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/51902/1/kk%20kg%2044.01%20Far%20p.pdf NUR FARIDA, 029612318 (2001) PERIKORONITIS SEBAGAI AKIBAT MOLAR TIGA RAHANG· BAWAH YANG IMPAKSI (Studi Pustaka). Skripsi thesis, Universitas Airlangga. http:/lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
topic RK1-715 Dentistry
spellingShingle RK1-715 Dentistry
NUR FARIDA, 029612318
PERIKORONITIS SEBAGAI AKIBAT MOLAR TIGA RAHANG· BAWAH YANG IMPAKSI (Studi Pustaka)
description DaTi pembahasan diatas kita bisa men gambi I kesimpulan bahwa keadaan impaksi bisa terjadi pada sernua gigi dalam rongga mulut, terutama gigi molar tiga. Karena kasus impaksi molar tiga rahang bawah mempunyai frekuensi lebih besar daripada gigi yang hiin maka perlu adanya klasifikasi untuk menentukan diagnosa dan rencana perawatan. Temyata keadaan impaksi bisa menimbulkan berbagai akibat dan komplikasi. Dari bebcrapa akibat yang ditimbulkan gigi impaksi, perikoronitis kecenderungan lebih besar menimbulkan komplikasi. Perikoronitis sendiri sering hanya dianggap sarna dengan keradangan pada gusi atau gingivitis. Tapi sebenamya keradangan yang ada bisa sampai pada jaringan periodontal atau jaringan penyangga yang lain dan sering disertai keluhan yang hebat, seperti adanya abses, trismus, limpadenopati, bengkak dan rasa sakit. Pada dasarnya perawatan perikoronitis adalah meredakan fase akut, kemudian setelah keadaan mereda kita tentukan perawatan selanjutnya. Beberapa penderita mempunyai anggapan bahwa setelah fase akut hilang, dianggap perikoronitis sudah sembuh. Keadaan sebenamya adalah terjadi fase kronis yang suatu saat bisa kambuh atau menimbulkan komplikasi. Ini terlihat dari pengamatan pada penderita yang datang di laboratoruim Ilmu Bedah Mulut FKG UNAJR peri ode 21-2-2000 sampai 2-3-2000 penderita dengan gigi impaksi sebagian pemah bengkak dan penderita beranggapan perikoronitis sembuh sendiri tanpa dibawa ke dokter gigi. Disini diperlukan peranan klinisi untuk memberi penjelasan padapenderita tentang keadaan sebenamya yang teIjadi pada giginya dan mernperingatkan akan perlunya dilakukan perawatan sarnpai tuntas.
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author NUR FARIDA, 029612318
author_facet NUR FARIDA, 029612318
author_sort NUR FARIDA, 029612318
title PERIKORONITIS SEBAGAI AKIBAT MOLAR TIGA RAHANG· BAWAH YANG IMPAKSI (Studi Pustaka)
title_short PERIKORONITIS SEBAGAI AKIBAT MOLAR TIGA RAHANG· BAWAH YANG IMPAKSI (Studi Pustaka)
title_full PERIKORONITIS SEBAGAI AKIBAT MOLAR TIGA RAHANG· BAWAH YANG IMPAKSI (Studi Pustaka)
title_fullStr PERIKORONITIS SEBAGAI AKIBAT MOLAR TIGA RAHANG· BAWAH YANG IMPAKSI (Studi Pustaka)
title_full_unstemmed PERIKORONITIS SEBAGAI AKIBAT MOLAR TIGA RAHANG· BAWAH YANG IMPAKSI (Studi Pustaka)
title_sort perikoronitis sebagai akibat molar tiga rahang· bawah yang impaksi (studi pustaka)
publishDate 2001
url http://repository.unair.ac.id/51902/1/kk%20kg%2044.01%20Far%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/51902/
http:/lib.unair.ac.id
_version_ 1681146622161977344