PENETAPAN HARGA TRANSFER ANTAR DIVISI PERUSAHAAN SEHUBUNGAN DENGAN PENILAIAN KINERJA DlVISI STUDI KASUS PADA PT. TElKOM

Dalam perusahaan yang mempunyai beberapa divisi, di mana masing-masing divisi tersebut dinilai prestasinya berdasarkan perolehan labanya, serta divisi-divisi tersebut melakukan transaksi selain dengan pihak luar perusahaan juga dengan divisi yang lain dalam satu perusahaan, sering mengalami kendala...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: H. QUR'ANI NOOR, 049434797
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 1997
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/52237/1/A%202328-97.Noo%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/52237/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Dalam perusahaan yang mempunyai beberapa divisi, di mana masing-masing divisi tersebut dinilai prestasinya berdasarkan perolehan labanya, serta divisi-divisi tersebut melakukan transaksi selain dengan pihak luar perusahaan juga dengan divisi yang lain dalam satu perusahaan, sering mengalami kendala terutama dalam hal penilaian kinerja. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah masalah harga transfer, harga transfer ini timbul karena adanya transaksi antar divisi dalam satu perusahaan, sedangkan harga transfer tersebut akan mempengaruhi laporan laba rugi divisi yang pada akhimya akan mempengaruhi penilaian kineIja divisi-divisi yang melakukan transaksi tersebut. Dalam penetapan harga transfer ada beberapa metode yang kita kenaI, yaitu : (l) Harga Transfer Berdasarkan Biaya, (2) Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar, (3) Harga Transfer Berdasarkan Negosiasi, dan (4) Harga Transfer Berdasarkan Arbitrasi. Sekarang ini divisi properti dan divisi regional V pada PI. Tclkom dalam penetapan harga transfcmya berdasarkan Negosiasi, di mana divisi regional V lebih banyak menerima harga-harga yang ditetapkan oleh divisi properti yang nantinya akan dinegosiasikan, hal ini desebabkan untuk menjamin kelangsungan hidup divisi properti yang baru berdiri I tahun, juga merupakan keharusan dari dewan direksi. Laporan laba rugi divisi yang dipengaruhi oleh transaksi antar divisi ini menunjukan bahwa divisi properti memperoleh laba lebih besar dati yang seharusnya, sedangkan divisi regional V memperoleh laba yang lebih keeil dari yang seharusnya. Oleh karena itu penulis mengajuka metode penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar sebagai metode alternatif, agar penilaian kinerja masing-masing divisi dapat lebih obyektif. Dari hasil penelitian dan perhitungan penulis, dapat dilihat adanya penurunan laba yang dlperoleh divisi properti dan peningkatan laba bagi divisi regional V. Metode penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar ini lebih mencerminkan transaksi yang independen, sehingga laba yang dihasilkan akan lebih wajar. Selain merode penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar, ada faktor lain yang penulis rasa harus disesuaikan agar penilaian kinerja divisi iebih obyektif, yaitu penyusunan iaporan laba rugi divisi. Karena divisi hanya bertanggung jawab terhadap pendapatan dan biaya yang berada di bawah kendalinya, maka biaya-biaya yang berada di luar kendali divisi tidak boleh dimasukan dalam perhitungan laba rugi divisi, oleh sebab itu penulis menyarankan dalam penyusunan laporan laba rugi divisi sebaiknya menggunakan konsep laba terkendali. Sehingga dengan perubahan metode penetapan harga transfer dari negosiasi menjadi harga pasar dan laporan laba rugi divisi disusun berdasarkan konsep laba terkendali, maka penilaian ki nerja divisi akan lebih obyektif, dalam arti sesuai dengan tugas dan wewenang yang harus dipertanggungjawabkan oleh masing-masing divisi.