FAKTOR SPESIFIK BANK, INDUSTRI DAN MAKROEKONOMI, SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP RISIKO KREDIT BANK UMUM DI EMPAT NEGARA DI KAWASAN ASIA TENGGARA

• Main Author: RYAN ALIEF PUTRA, 041411223005
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: Indonesian; Indonesian
• Published: 2016
• Subjects: HG1501-3550 Banking; HG1641-1643 Bank loans. Bank credit. Commercial loans
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/52767/1/52767%20ABSTRAK.pdf; http://repository.unair.ac.id/52767/2/52767.pdf; http://repository.unair.ac.id/52767/; http://lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor spesifik bank yang meliputi: rasio kecukupan modal, rasio BOPO, dan profitabilitas, dan faktor industri dan makroekonomi yang meliputi: konsentrasi industri dan pertumbuhan ekonomi terhadap risiko kredit pada bank umum go public di empat negara di kawasan Asia Tenggara. Sampel penelitian meliputi bank umum go public di empat negara di kawasan Asia Tenggara yang meliputi: Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand selama tahun 2007 - 2014. Jumlah observasi yang digunakan adalah sebanyak 411 observasi dengan metode purposive sampling. Variabel dependen pada penelitian ini adalah risiko kredit. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa rasio kecukupan modal memiliki pengaruh negatif dan signifikan untuk negara Indonesia dan Malaysia; rasio BOPO memiliki pengaruh positif dan signifikan untuk negara Indonesia dan Filipina; profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan untuk semua negara. Adapun konsentrasi industri memiliki pengaruh negatif dan signifikan untuk Malaysia, Filipina, dan Thailand. Pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh signifikan untuk semua negara. Hasil regresi pada empat negara secara keseluruhan menunjukan rasio kecukupan modal, profitabilitas, dan konsentrasi industri memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap risiko kredit. Rasio BOPO berpengaruh positif terhadap risiko kredit. Sementara pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit pada empat negara secara keseluruhan.