EFEK SULFONILUREA SEBAGAI OBAT ANTI DIABETIKA ORAL (TINJAUAN PUSTAKA)
Dokter gigi harus tahu manisfestasi diabetes mellitus di rongga mulut yaitu lidah tidak terasa atau terasa tebal, kadang-kadang terasa terbakar atau tidak dapat merasakan salah satu rasa (asin atau manis), mukosa mulut tampak merah tua dan agak sembab, terasa terbakar atau parestesia, mudah timbul k...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
1995
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/52922/1/kk%20kg%20375.96%20Dar%20e.pdf http://repository.unair.ac.id/52922/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
id |
id-langga.52922 |
---|---|
record_format |
dspace |
spelling |
id-langga.529222017-02-16T20:33:32Z http://repository.unair.ac.id/52922/ EFEK SULFONILUREA SEBAGAI OBAT ANTI DIABETIKA ORAL (TINJAUAN PUSTAKA) DASUKI, 028811572 RK1-715 Dentistry Dokter gigi harus tahu manisfestasi diabetes mellitus di rongga mulut yaitu lidah tidak terasa atau terasa tebal, kadang-kadang terasa terbakar atau tidak dapat merasakan salah satu rasa (asin atau manis), mukosa mulut tampak merah tua dan agak sembab, terasa terbakar atau parestesia, mudah timbul kandidosis oral dan liken planus, gingivitia diabetik ataupun gingivitis supuratif, gigi goyang dan terlepasnya gigi dan hiposalivasi (xerostomia) atau hipersalivasi (sialore) dan mulut bau aseton. Obat-obat golongah sulfonilurea digunakan pada penderita diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin (NIDDM) dan diabetes mellitus malnutrisi (DMM). DOkter gigi perlu mewaspadai terhadap komplikasi tindakan bedah di bidang kedokteran gigi yaitu infeksi pasca operasi sehingga perlu penggunaan anti biotik. Perlu diketahui interaksi obat antara obat sulfonilurea dengan obat fenilbutazon, adrenergnik beta bloker, anti koalulan, adrenalin dan kortikosteroid yang dapat menimbulkan koma hipoglikemik. untuk mendapatkan efek hipoglikemik yang kuat digunakan khlorpropamid (Diabenese), gliburid (mikronase) dan glipizid (glukotral). penggunaan obat-onat telbutamid 500 mg dan acetohexamid 250mg - 1500 mg diberikan dua kali sehari tetapi khlorpropamid 100 mg- 500 mg, tolazamid 100 mg-500 mg, gliburid 2.5 mg- 20 mg dan glipizid 2.5 mg-20 mg diberikan sekali sehari. 1995 Thesis NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/52922/1/kk%20kg%20375.96%20Dar%20e.pdf DASUKI, 028811572 (1995) EFEK SULFONILUREA SEBAGAI OBAT ANTI DIABETIKA ORAL (TINJAUAN PUSTAKA). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA. http://lib.unair.ac.id |
institution |
Universitas Airlangga |
building |
Universitas Airlangga Library |
country |
Indonesia |
collection |
UNAIR Repository |
language |
Indonesian |
topic |
RK1-715 Dentistry |
spellingShingle |
RK1-715 Dentistry DASUKI, 028811572 EFEK SULFONILUREA SEBAGAI OBAT ANTI DIABETIKA ORAL (TINJAUAN PUSTAKA) |
description |
Dokter gigi harus tahu manisfestasi diabetes mellitus di rongga mulut yaitu lidah tidak terasa atau terasa tebal, kadang-kadang terasa terbakar atau tidak dapat merasakan salah satu rasa (asin atau manis), mukosa mulut tampak merah tua dan agak sembab, terasa terbakar atau parestesia, mudah timbul kandidosis oral dan liken planus, gingivitia diabetik ataupun gingivitis supuratif, gigi goyang dan terlepasnya gigi dan hiposalivasi (xerostomia) atau hipersalivasi (sialore) dan mulut bau aseton.
Obat-obat golongah sulfonilurea digunakan pada penderita diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin (NIDDM) dan diabetes mellitus malnutrisi (DMM).
DOkter gigi perlu mewaspadai terhadap komplikasi tindakan bedah di bidang kedokteran gigi yaitu infeksi pasca operasi sehingga perlu penggunaan anti biotik.
Perlu diketahui interaksi obat antara obat sulfonilurea dengan obat fenilbutazon, adrenergnik beta bloker, anti koalulan, adrenalin dan kortikosteroid yang dapat menimbulkan koma hipoglikemik. untuk mendapatkan efek hipoglikemik yang kuat digunakan khlorpropamid (Diabenese), gliburid (mikronase) dan glipizid (glukotral). penggunaan obat-onat telbutamid 500 mg dan acetohexamid 250mg - 1500 mg diberikan dua kali sehari tetapi khlorpropamid 100 mg- 500 mg, tolazamid 100 mg-500 mg, gliburid 2.5 mg- 20 mg dan glipizid 2.5 mg-20 mg diberikan sekali sehari. |
format |
Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
author |
DASUKI, 028811572 |
author_facet |
DASUKI, 028811572 |
author_sort |
DASUKI, 028811572 |
title |
EFEK SULFONILUREA SEBAGAI OBAT ANTI DIABETIKA ORAL (TINJAUAN PUSTAKA) |
title_short |
EFEK SULFONILUREA SEBAGAI OBAT ANTI DIABETIKA ORAL (TINJAUAN PUSTAKA) |
title_full |
EFEK SULFONILUREA SEBAGAI OBAT ANTI DIABETIKA ORAL (TINJAUAN PUSTAKA) |
title_fullStr |
EFEK SULFONILUREA SEBAGAI OBAT ANTI DIABETIKA ORAL (TINJAUAN PUSTAKA) |
title_full_unstemmed |
EFEK SULFONILUREA SEBAGAI OBAT ANTI DIABETIKA ORAL (TINJAUAN PUSTAKA) |
title_sort |
efek sulfonilurea sebagai obat anti diabetika oral (tinjauan pustaka) |
publishDate |
1995 |
url |
http://repository.unair.ac.id/52922/1/kk%20kg%20375.96%20Dar%20e.pdf http://repository.unair.ac.id/52922/ http://lib.unair.ac.id |
_version_ |
1681146796008538112 |