Current Management of Chronic Myelogenous Leukimia

CML di Amerika Serikat.saat ini merupakan keganasan urutan ke-6 paling banyak dengan insiden 1.1 per 1.000.000 populasi dan mencapai 15 % dari seluruh keganasan darah pada orang dewasa. Umumnya terjadi pada usia 45-55 tahun, puncaknya pada usia 53 tahun, dan jarang didapatkan pada anak-anak. Pada...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Yudho Binthoro, Siprianus Ugroseno
Format: Conference or Workshop Item PeerReviewed
Language:English
English
Published: 2011
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/53486/1/karil11.%20Current%20Management%20oke.pdf
http://repository.unair.ac.id/53486/2/peerreview11.Current%20Man.CML.pdf
http://repository.unair.ac.id/53486/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:CML di Amerika Serikat.saat ini merupakan keganasan urutan ke-6 paling banyak dengan insiden 1.1 per 1.000.000 populasi dan mencapai 15 % dari seluruh keganasan darah pada orang dewasa. Umumnya terjadi pada usia 45-55 tahun, puncaknya pada usia 53 tahun, dan jarang didapatkan pada anak-anak. Pada tahun 2009, didapatkan sekitar 5.050 orang dari segala usia yang terdiri dari 2.930 pria dan 2.120 wanita. Sekitar Most of these will be adults; CML is rare in children.4.870 penderita terdiagnosis sebagai CML baru pada tahun 2010, dan diperkirakan 440 penderita meninggal, karena progresif menjadi Krisis Blastik (Cortes, 201 1; Hughes et al.,20O3). Gambaran klinis CML umumnya didapatkan pembesaran limpa dan peningkatan jumlah sel darah putih seri granulosit tanpa gangguan maturasi dengan ciri khas didapatkan kromosom Philadelphia yang merupakan {usi Gen Bcr-Abl, akibat dari translokasi resiprokal kromosom 9 dan kromosom 22t(9,22), (Leverrier, 1997). Gen tirosin klnase dari fusi Gen Bcr-Abl yang bersifat mitogen akan menghasilkan enzim tirosin kinase fl-k) secara konstitutif, memicu berbagai alur sinyal transduksi, hambatan apoptosis dan proliferasi sel induk pluripoten, yang seterusnya akan mengakibatkan peningkatan peningkatan transkripsi gen sehingga akan menimbulkan proliferasi sel darah putih secara berlebihan yang akhirnya menimbulkan leukemia (Leverrier, 1 997).