PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN BAKAR PESAWAT PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK BRANCH OFFICE SURABAYA
3.1 Simpulan Berdasar hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Surabaya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem dan prosedur pembelian bahan bakar pesawat yang terjadi adalah sebagai berikut: 1. Sistem Akuntansi Pembelian Bahan B...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/54027/1/FV.A.82%20%20-16%20Sil%20p%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/54027/2/FV.A.82%20%20-16%20Sil%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/54027/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | 3.1 Simpulan
Berdasar hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan pada PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Surabaya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem dan prosedur pembelian bahan bakar pesawat yang terjadi adalah
sebagai berikut:
1. Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Bakar Pesawat yang dilakukan oleh PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Surabaya telah meliputi
beberapa sistem akuntansi pembelian yang ada. Sistem akuntansi ini terdiri
atas fungsi terkait, dokumen yang digunakan, prosedur terkait, serta
pengendalian intern yang diterapkan.
2. Fungsi-fungsi terkait dalam transaksi pembelian bahan bakar pesawat PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Surabaya telah sesuai standar
sistem akuntansi pembelian. Fungsi-fungsi terkait dalam transaksi pembelian
tetap memiliki tanggung jawab yang tepat.
3. Prosedur terkait transaksi pembelian bahan bakar pesawat PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Surabaya berjalan dengan baik dengan
pertanggungjawaban yang semestinya
4. Dokumen yang digunakan
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian bahan bakar
pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Surabaya dibuat
tembusan rangkap yang dialokasikan pada fungsi yang tepat dan diotorisasi
dengan baik.
5. Pengendalian intern
Pada unsur pengendalian intern sistem akuntansi pola praktik yang sehat
dalam kaitannya dengan transaksi pembelian bahan bakar pesawat PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Surabaya, ditemukan pengendalian
intern yang belum baik dan memiliki beberapa kendala.
3.2 Saran
Berdasar hasil peninjauan, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dilakukan,
maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat dan
menjadi pertimbangan bagi transaksi pembelian bahan bakar pesawat PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Surabaya yang dilakukan pada masa
mendatang. Secara keseluruhan, prosedur pembelian bahan bakar pesawat yang
diterapkan pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Surabaya telah
dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur dalam akuntansi. Namun
demikian, terdapat beberapa kelemahan yang menjadi kendala pada pengendalian
internal. Dengan itikad baik, penulis memberikan beberapa saran perbaikan agar
prosedur dalam pembelian bahan bakar pesawat pada PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk Branch Office Surabaya dapat menjadi lebih baik lagi di kemudian
hari.
1. Penggunaan bukti-bukti yang lebih otentik dan terotorisasi dalam proses
pencatatan terjadinya utang pembelian bahan bakar pesawat. Hal ini
berkaitan dengan keterlibatan satu fungsi yang mengeluarkan dokumen
dalam verifikasi bukti. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Branch Office
Surabaya diharapkan membuat dokumen tambahan, yakni berkaitan
dengan dokumen Penerimaan Barang yang dikeluarkan oleh SUBKKGA
yang berfungsi sebagai fungsi penerimaan. Diharapkan dengan adanya
dokumen Penerimaan Barang, bukti dalam verifikasi dokumen sebelum
pencatatan utang pembelian bahan bakar pesawat menjadi lebih otentik
lagi.
2. Otorisasi Fueling Order Form yang dilakukan oleh Airport Manager
selaku pemegang wewenang, diharapkan dilakukan setelah proses
pengisian FOF terjadi.Hal ini berkaitan dengan penggunaan fungsi
wewenang agar berjalan semestinya.
3. Fueling Order Form diharapkan bernomor urut cetak sebagai bagian dari
bentuk aktivitas bisnis efektif dan efisien. |
---|