ANALISIS PRAGMATIK PADA SITKOM “TETANGGA MASA GITU?” DI NET TV TERHADAP PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam sitkom “Tetangga Masa Gitu?”, (2) mendeskripsikan pelanggaran prinsip kesopanan dalam sitkom “Tetangga Masa Gitu?”. Jenis penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan memanfaatk...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/55475/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/55475/2/FS.%20BI.%20104-16%20Zur%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/55475/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam sitkom “Tetangga Masa Gitu?”, (2) mendeskripsikan pelanggaran prinsip kesopanan dalam sitkom “Tetangga Masa Gitu?”. Jenis penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan pendekatan pragmatik. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut, pertama, ditemukan adanya pelanggaran prinsip kerja sama yaitu (1) maksim kuantitas berupa pemberian informasi tidak seinformatif yang dibutuhkan dan informasi melebihi yang dibutuhkan, (2) maksim kualitas berupa pemberian informasi yang salah atau tidak benar, dan (3) maksim relevansi berupa pemberian informasi yang tidak relevan dengan masalah pembicaraan. Kedua, ditemukan adanya pelanggaran terhadap prinsip kesopanan yaitu (1) maksim kebijaksanaan berupa informasi yang membingungkan mitra tutur dan informasi yang merugikan mitra tutur, (2) maksim penerimaan berupa informasi yang mencemooh mitra tutur, (3) maksim kemurahan berupa rasa tidak hormat kepada mitra tutur, (4) maksim kerendahan hati berupa rasa bangga terhadap diri sendiri, dan (5) maksim kesimpatian berupa pemberian informasi antipati. Hal ini membuktikan bahwa setiap percakapan dalam sitkom tersebut sengaja memunculkan pelanggaran yang bertujuan untuk menimbulkan kesan lucu yaitu pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. |
---|