PERBANDINGAN STRATIFIKASI RISIKO LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DENGAN PENAMBAHAN PEMERIKSAAN IMUNOFENOTIPING PADA LUARAN KEMOTERAPI INDONESIAN PROTOCOL ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA (ALL) 2013 FASE INDUKSI DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
Latar belakang: Luaran Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dipengaruhi banyak faktor, salah satunya stratifikasi risiko LLA dan fenotip sel leukemia. Luaran setelah fase induksi juga berperan penting dan faktor prognosis keberhasilan. Stratifikasi risiko dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan kriteria...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/55599/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/55599/19/PPDS_IKA_12-16_Lar_p-min.pdf http://repository.unair.ac.id/55599/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Latar belakang: Luaran Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dipengaruhi banyak
faktor, salah satunya stratifikasi risiko LLA dan fenotip sel leukemia. Luaran
setelah fase induksi juga berperan penting dan faktor prognosis keberhasilan.
Stratifikasi risiko dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan kriteria protokol
Indonesian Protocol Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) 2013 yaitu risiko
tinggi dan risiko biasa.. Rendahnya angka kesintasan dan tingginya kekambuhan
LLA dihubungkan dengan ketepatan stratifikasi yang dihasilkan pemeriksaan
imunofenotiping hingga kini belum jelas.
Tujuan: Mendapatkan kriteria stratifikasi risiko leukemia limfoblastik akut
dengan kemampuan yang lebih baik melalui penambahan variabel pemeriksaan
imunofenotiping.
Metode: Penelitian observasional analitik prospektif pada pasien rawat inap ALLL1
dan ALL-L2 usia 0-18 tahun di RSUD Dr. Soetomo pada Januari -Desember
2015 dibagi risiko biasa dan risiko tinggi. Pemeriksaan imunofenotiping
menggunakan flow cytometry di Departemen Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo.
Imunofenotiping dibagi menjadi fenotip sel B dan sel T. Analisis data
menggunakan regresi logistik.
Hasil: Didapatkan 34 pasien, 64,7% lelaki dengan usia rerata 7,2 (SD 3,97) tahun.
Didapatkan 47,1% pasien meninggal selama kemoterapi fase induksi, 44,1%
remisi dan 8,8% non remisi. LLA risiko tinggi sebesar 61,8% dan didapatkan
fenotip sel B 52,9%. Perbedaan bermakna didapatkan antara LLA risiko tinggi
dengan luaran kemoterapi fase induksi (P=0,034). Pada LLA risiko tinggi dengan
fenotip sel B mempunyai luaran yang lebih buruk (P=0,021 with RR=22,5).
Kesimpulan: Didapatkan perbedaan antara stratifikasi risiko LLA dengan
penambahan pemeriksaan imunofenotiping pada luaran kemoterapi fase induksi.
Penambahan variabel imunofenotiping dapat menjadi variabel prognostik yang
lebih baik dibandingkan stratifikasi risiko saja. |
---|