Efek pemberian dosis berulang dan dosis tunggal ekstrak kulit batang cempedak (Artocarpus champeden Spreng) pada mencit terinfeksi Plasmodium berghei

Artocarpus champeden Spreng. (Moraceae) dikenal dengan nama daerah cempedak, merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional untuk mengobati malaria. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antimalaria dari ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak p...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Achmad Fuad Hafid, -, SOFIANA SARI, -, Aty Widyawaruyanti, -
Format: Article PeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
English
English
Published: 2015
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/56593/1/JIFI-VOLUME-13-NO-1-APRIL-2015-OK_23-28_Aty-Widyawaruyanti-ok_7final.pdf
https://repository.unair.ac.id/56593/2/16%20Penilaian%20Reviewer.pdf
https://repository.unair.ac.id/56593/13/C27-ARTIKEL.pdf
https://repository.unair.ac.id/56593/12/C27-PEER%20REVIEW.pdf
https://repository.unair.ac.id/56593/
http://jifi.ffup.org/artikel/volume-13-nomor-1-april-2015
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
English
English
Description
Summary:Artocarpus champeden Spreng. (Moraceae) dikenal dengan nama daerah cempedak, merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional untuk mengobati malaria. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antimalaria dari ekstrak etanol 80% kulit batang cempedak pada mencit terinfeksi Plasmodium berghei. Ekstrak etanol A.champeden (ACEE) diberikan dalam dosis berulang (dua kali sehari) dan dosis tunggal (sekali sehari) secara per oral. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode “4 days suppressive test” dari Peter yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ACEE yang diberikan dalam dosis berulang (ED 0,19 mg/kg BB) menghambat pertumbuhan parasit lebih tinggi daripada dosis tunggal (ED 6,0 mg/kg BB) dan dosis 10 mg/kg BB dengan pemberian berulang lebih efektif daripada dosis 100 mg/kg BB yang diberikan dalam dosis tunggal.