PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI METABOLIT DARI FRAKSI 12 EKSTRAK ETIL ASETAT JAMUR ENDOFIT Cladosporium oxysporum DARI Aglaia odorata Lour

Cladosporium oxysporum, merupakan jamur endofit yg diisolasi dari Aglaia odorata, aktivitas antimikrobanya menunjukkan 6 dari 13 fraksi ekstrak menghambat S. aureus ATCC 6538, E. coli ATCC 8739 dan C. albicans ATCC 10231. Fraksi ke 12 memiliki aktivitas antijamur terhadap C. albicans ATCC 10231, seh...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ARMILA FATMA S., 051211131172
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/56819/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/56819/2/ff%20ft%2008%2016.pdf
http://repository.unair.ac.id/56819/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Cladosporium oxysporum, merupakan jamur endofit yg diisolasi dari Aglaia odorata, aktivitas antimikrobanya menunjukkan 6 dari 13 fraksi ekstrak menghambat S. aureus ATCC 6538, E. coli ATCC 8739 dan C. albicans ATCC 10231. Fraksi ke 12 memiliki aktivitas antijamur terhadap C. albicans ATCC 10231, sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut. Tujuan penelitian ini melakukan purifikasi dan karakterisasi senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi 12 ekstrak etil asetat jamur endofit C. oxysporum dari A. odorata Lour. Purifikasi dilakukan dengan kromatografi kolom, fase diam Sephadex LH-20 dan fase gerak metanol 100%, diperoleh tiga subfraksi yaitu 12.1, 12.2, dan 12.3 (Pratiwi, 2015). Dilakukan purifikasi lebih lanjut subfraksi 12.2 dengan KLT-preparatif, fase diam silica gel 60 F254 dan fase gerak diklorometana : etilasetat= 9:1, didapatkan 8 subfraksi. Hasil KLT subfraksi 12.2.6 dan 12.2.7 terdapat satu noda dominan untuk itu dilakukan uji kemurnian dengan KLT dua dimensi. Subfraksi 12.2.6 pada KLT masih terdapat beragam noda dengan annisaldehid-H2SO4 p, satu noda dominan pada Rf 0,43 yang aktif sinar UV254nm dengan λ mak 268 nm. Hasil kromatogram HPLC dengan kolom Phenomenex® RP-18 eluen metanol : air gradient menunjukkan satu puncak dominan pada tr 7,959 menit dengan λmak 261 nm. Serapan pada λ ini menunjukkan adanya gugus kromofor inti aromatis (Sampietro et al., 2009). Subfraksi 12.2.7 diperoleh padatan amorf, larut dalam etilasetat. Hasil uji kemurnian didapat satu noda warna merah-ungu dengan anisaldehid-H2SO4 p dan aktif UV254nm, berdasarkan KLT dapat dikatakan senyawa yang terkandung dari golongan terpenoid atau steroid dan murni secara KLT (Sherma, 2003). Karakterisasi noda hasil KLT-densitometer subfraksi 12.2.7 menunjukkan adanya puncak pada Rf 0,34 dan λ mak 273 nm, hal ini menjadi petunjuk adanya senyawa fenol (Skoog et al., 2007). Hasil kromatogram GC detektor FID, kolom HP-5 menunjukkan puncak dominan pada tr 27,868 menit. Analisis GC-MS dengan kolom HP-5 menunjukkan puncak dominan pada tr 23,30 menit dan dari spektrum MS yang dihasilkan identik dengan senyawa 4,4’-(1-methylethylidene)bisphenol atau bisfenol A dengan kemiripan 88,31% data base mass bank dan 87% data base wiley7n.1. Kriteria kemiripan dengan database dapat dianggap signifikan bila > 80% (Odchimar et al., 2016). Eluen terpilih untuk KLT subfraksi 12.2.8 kloroform:metanol = 8:2, terdapat dua noda dengan Rf 0,7 dan 0,8 yang berwarna ungu dengan anisaldehid-H2SO4 p dan aktif terhadap UV254nm. Hasil analisis subfraksi 12.2.8 dengan HPLC menunjukkan puncak dominan pada tr 5,085 dan 6,089 menit. Dalam hal ini perlu dilakukan analisis dengan LC-MS-MS.