Pengembangan Produk Fitofarmaka Fraksi Etil Acetat Sambiloto Kombinasi Dengan Artesunat Sebagai Terapi Antimalaria
Malaria masih menjadi masalah kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Penyebaran resistensi terhadap obat antimalaria yang tersedia saat ini semakin mempersulit pemberantasan penyakit malaria. WHO telah menyarankan Artemisinin Based Combination (ACT) sebagai obat pada terapi penyakit malari...
Saved in:
Main Authors: | , , , |
---|---|
Format: | Monograph PeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
2011
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/57054/3/C032-Laporan%20Riset%20Unggulan%20Unair%20%20%20%202011.pdf http://repository.unair.ac.id/57054/1/32%20Penilaian%20Reviwear.pdf http://repository.unair.ac.id/57054/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Malaria masih menjadi masalah kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Penyebaran
resistensi terhadap obat antimalaria yang tersedia saat ini semakin mempersulit pemberantasan
penyakit malaria. WHO telah menyarankan Artemisinin Based Combination (ACT) sebagai obat
pada terapi penyakit malaria. Untuk meningkatkan khasiat dan keberhasilan terapi pada penyakit
malaria, maka pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan fraksi etil asetat (EA) sambiloto
yang mengandung andrografolida sebagai produk fitofarmaka untuk terapi antimalaria yang
dikombinasikan dengan artesunat.
Pada tahun pertama penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan meliputi : (1) Ekstraksi,
fraksinasi dan standarisasi fraksi EA sambiloto, (2) Pengembangan produk Fitofarmasi, (3) Uji
aktivitas dan toksisitas fraksi EA yang dikombinasikan dengan obat standar antimalaria artesunat
pada hewan coba yang terinfeksi parasit malaria.
Dari hasil penelitian pada tahun pertama telah diperoleh metode ekstraksi, fraksinasi dan
standarisasi fraksi EA sambiloto yang optimal. Selanjutnya telah dihasilkan formula tablet fraksi
EA yang terpilih yaitu Formula I yang mempunyai karakteristik fisik yang memenuhi syarat dan
mempunyai laju disolusi yang paling baik dibandingkan formula yang lain. Tablet fraksi EA
mengandung 75 mg fraksi EA dalam 400 mg tablet yang setara dengan 5,82 mg andrografolida.
Fraksi EA yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan aktivitas antimalaria in vivo pada mencit
terinfeksi malaria. Kombinasi fraksi EA selama 5 hari (D0-D4) dan artesunat selama 3 hari (D0-D2)
yang didahului dengan pemberian preventif fraksi EA selama 3 hari (D-3 –D-1) memberikan
efektifitas terapi yang paling baik (hambatan pertumbuhan parasit yang paling tinggi yaitu 85,22%
pada pengmatan hari ke-7). Pada hasil pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT serta pemeriksaan
histopatologi hepar dan ginjal menunjukkan bahwa pemberian terapi kombinasi fraksi EA dan
artesunat dapat dinyatakan aman, tidak memberikan efek toksik pada hepar dan ginjal. |
---|