PERBEDAAN TINGKAT PENYESUAIAN PASANGAN ANTARA PASANGAN SUAMIISTRI YANG MELAKUKAN KONSELING PERKAWINAN DJ AL'FALAH DAN YANG TIDAK

Setiap perubahan hidup membutuhkan penyesuaian diri. Ketidakmampuan dalam mengahadapi perubahan sering menimbuIkan masalah. Penyesuaian diri pada usia dewasa sulit dilakukan karena sedikitnya persiapan diri yang dilakukan UDtuk menghadapi masa1ah, usaha menguasai dua masalah secara serempak dan kare...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Arik Puji Astuti., 119910307
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2004
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/57477/1/KK%20PSI%2008-05%20AST%20P.pdf
http://repository.unair.ac.id/57477/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Setiap perubahan hidup membutuhkan penyesuaian diri. Ketidakmampuan dalam mengahadapi perubahan sering menimbuIkan masalah. Penyesuaian diri pada usia dewasa sulit dilakukan karena sedikitnya persiapan diri yang dilakukan UDtuk menghadapi masa1ah, usaha menguasai dua masalah secara serempak dan karena tidak mendapat bantuan dalam menghadapi masa1ahnya. Penyesuaian perkawinan merupakan penyesuaian paling sulit. Ketika usia perkawinan 1-10 tahun, pasangan suami istri banyak menghadapi masalah-masalah bam yang tidak terduga sebelumnya. Penyesuaian perkawinan meliputi penyesuaian pasangan, penyesuaian seksual, penyesuaian keuangan, penyesuaian dengan keluarga besar. Sukses tidaknya perkawinan banyak dipengaruhi oleh penyesuaian pasangan yaitu kemampuan suami istri dalam menghadapi masalah. Ada beberapa pendekatan yang dapat meningkatkan kualitas perkawinan, salah satunya adalah konseling perkawinan. Konseling perkawinan lebih efektif diberikan daripada sebelum perkawinan dalam hal meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah secara konstrukif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingakat penyesuaian pasangan antara pasangan suami istri yang melakukan konseling perkawinan dan yang tidak dengan usia perkawinan 1-10 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tipe penelitian diskriptif, yang bertujuan mengetahui karakter populasi. Populasi penelitian adalah masyarakat kelurahan TegaJsari dan pasangan suami istri yang melakukan konseling perkawinan di Biro Konsultasi dan Konseling Bina Keluarga Sakinah Al Falah. JumJah masing-masing sampel adalah 30 orang, dengan teknik sample random Item-item penyesuaian pasangan yang dinyatakan valid sebanyak 62 dan 18 Jainnya gugur. Pengukuran tersebut menggunakan uji validatas Pearson dengan taraf signifikansi 5%. Dengan teknik Alpha Cronbach diperoleh alat ukur penelitian ini dinyatakan reliabel. Nilai r data penelitian lebih dari 0,239 yaitu sebesar 0,942. Analisa data dilakukan dengan SPSS 10.00 dengan menggunakan teknik Mann Whitney, maka didapatkan kesimpulan bahwa, "tidak ada perbedaan penyesuaian pasangan antara pasangan suami istri yang melakukan konseling perkawinan dan yang tidak, usia perkawinan 1-10 tahun." Hal ini diketahui dari nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 yaitu 0,147.