STUDI INFEKSI EKSPERIMENTAL PADA BERBAGAI JENIS SIPUT AIR DENGAN MIRACIDIUM DARI CACING PARAMPHISTOMUM SPP.
Untuk meneliti dan mempelajari infeksi berbagai jenis siput air secara eksperimental dengan miracidium dari cacing Paramphistomum ~., telah dilakukan penelitian diLaboratorium Belminthologi Fakultas Kecdokteran Hewen Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian ini dilakukan selama 60 hari, yaitu dari...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
1990
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/57642/1/kk%20fkh%20489.91%20iks%20s.pdf http://repository.unair.ac.id/57642/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Untuk meneliti dan mempelajari infeksi berbagai jenis siput air secara eksperimental dengan miracidium dari cacing Paramphistomum ~., telah dilakukan penelitian diLaboratorium Belminthologi Fakultas Kecdokteran Hewen Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian ini dilakukan selama 60 hari, yaitu dari tanggal 3 Oktober sampai tanggal 2 Deaember 1988.
Sampel siput air diperoleh dari Iahan persawahan , rewa-rawa, dan sungai keeil. Sedang sampel caeing diperoleh dari sapi-sapi penderita Paramphistomiasis yang dipotong di Rumah Potong Hewan Pegirian Surabaya.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Sampel siput yang terdiri dari 5 jenis siput air yang masing-masing jenis siput diambil 100 ekor, dipero leh dari rawa-rawa, Iahan persawahan, dan sungai keciI, diidentifikasi genus dan spesiesnya. Selanjutnya dilakukan seleksi untuk memisahkan siput yang positif terinfeksi cercaria cacing Trematoda secara alam dan yang tidak terinfeksi (negatif). Dari siput-siput yang negatif, masingmasing jenis siput diambil 70 ekor, selanjutnya diinfeksi satu per satu dengan 5-8 miracidium dari cacing Paramphistomum ~•• Kemudian dimasukkan ke dalam aquarium dan pemeriksaan dilakukan pade hari ke-25 s~mpai dengan hari ke40 setelah infeksi. Siput yang positif mengandung cercaria dihitung
dan dicatat, sedang siput yang negatif dilakukan sekai satu per satu diambil hepatopancreasnya untuk mem buktikan bahwa siput tersebut benar-benar mengandung redial cercaria atau tidak. Bila didapatken ade yang positif, ditambahkan
pada siput-siput yang positif pads hasil pemeriksaan
di atas.
Pede penetasan telur, didapetken telur cecing menetes
pede hari ke-14, sedangkan daya tetas maksimal terjadi
pada hari ke-19.
Jenis-jenis siput yang didapatkan dalam penelitian
ini adalah Bellamya javanica. Lymnea rubiginosa, ~~pullacee,
Melanoides tuberculata, dan Brotia testudinaria.
Dari 5 jenis siput tersebut, ternyate yang positif
mengandung cercaria adalah jenis siput Bellamya javanica,
yaitu 36,84 %. Ini berarti bahwa siput tersebut cocok sebagsi
induk semang perantars dari cocing Paramphistomum ~••
Sedangkan pad? jenis siput Lymnea rubiginosa, ~
ampullacea, Melanoides tuberculsta, dan Brotia testudina!![.
tidak dijumpei adanye cercaria, ini menandakan behwe
siput-siput tersebut tidak cocok sebegai induk semang perantara
dari cacing Paramphistomum ~•• |
---|